Cerita Tukang Gali Kubur yang Takut Pulang ke Rumah Setelah Kuburkan Pasien Corona
Tetapi, terdapat juga 44 warga yang meninggal dan dimakamkan sesuai prosedur pemakaman pasien positif meski status penyebab meninggalnya baru sebatas
Hingga berita ini diterbitkan, sudah ada 11 orang warga yang dikuburkan dengan status posotif Covid-19 di TPU Padurenan, Jumat, (10/4/2020).
TribunJakarta.com mencoba berbincang dengan seorang petugas pemakaman yang biasa bekerja sebagai tukang gali kubur.
Dia adalah Fadil Muhammad (28, warga asli Padurenan ini sudah mengabdi sejak 2012 di TPU milik Pemerintah Kota Bekasi.
• Pasutri Meninggal Dunia di Lampung Dinyatakan Positif Corona, Pasien Positif Bertambah 3 Orang
• Imbauan PGI Wilayah Lampung Terkait Perayaan Paskah dan Jumat Agung di Tengah Wabah Corona
• Pengendara Bermotor Wajib Disemprot Disinfektan Saat Masuk Kota Metro, Rumah Pemudik Dipasang Stiker
"Alhamdulillah dari awal lulus sekola sempet nganggur sebentar, pas TPU ini dibuka saya langsung kerja di sini," kata Fadil saat dijumpai di TPU Padurenan.
Saat dijumpai, Fadil kala itu nampak mengenakan seragam kucel berwarna kuning dengan setelah celana warna hijau muda penuh bercak tanah merah sisa menggali liang lahat.
Fadil mengaku, pekejaannya belakangan ini memang jauh lebih berat dibanding biasanya. TPU tempat dia bekerja dinobatkan sebagai lokasi tempat peristirahatan terakhir warga yang terpapar virus corona.
Pertama kali mendengar kabar ini, Fadil bersama delapan rekannya sesama tukang gali kubur sempat dibuat ketakutan bukan main.
Wajar saja, padami Covid-19 yang selama ini menjadi perbincangan publik hingga memebuat setiap orang kepanikan kini benar-benar berada di hadapannya.
"Pertama denger kabar (pasien Covid-19 dimakamkan di TPU Padurenan) takut, ibaratnya orang-orang pada takut sama Covid, kita mah jadi malah disamperin gitu sama si Covid itu," ungkap Fadil sambil tersenyum seolah menerima secara iklhas resiko pekerjaan yang dia hadapi.
Selama ini kata dia, kabar tentang virus corona yang menakutkan sangat mudah dia dapat.
Apalagi awal kemuculannya baik di Wuhan China maupun di Indonesia sendiri.
"Kan selama ini mendunia, masyarakat pada takut sama si Covid, tapi kita malah si Covid nyamperin kita nungguinkan, tapi kita sebenarnya sama takut," ucapnya.
Fadil menjelaskan, pertama kali menguburkan warga posotif Covid-19 dia dan rekan sesama tukang gali kubur sempat dibuat ketakutan hingga tak berani pulang ke rumah.
Saat itu, dia bersama teman-temannya terpaksa menginap di sekretariat TPU Padurenan karena merasa tak ingin virus yang entah menempel atau tidak ditubuhnya dibawa pulang lalu menular ke anggota keluarga.
"Saya hari pertama sama hari kedua enggak berani pulang, sama bilang sama keluarga di rumah belum bisa pulang karena takut abia bersentuhan dengan jenazah posotif Covid," jelas dia.