Kasus Corona di Lampung
Dampak Corona, Petani di Lampura Pilih Tidak Jual Hasil Panen Gabah ke Tengkulak
Sejumlah petani di Lampura memilih menyimpan hasil panen gabahnya, dibandingkan untuk dijual kepada tengkulak.
Penulis: anung bayuardi | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTABUMI - Sejumlah petani di Lampung Utara memilih menyimpan hasil panen gabahnya, dibandingkan untuk dijual kepada tengkulak.
Seperti yang diungkapkan Suharno, petani di Kotabumi Selatan, dirinya memilih menyimpan hasil panennya pada musim panen tahun ini daripada dijual kembali.
"Kalau panen yang sekarang Saya mau pakai untuk konsumsi sendiri saja," jelasnya, Selasa 14 April 2020.
Panen tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu.
Dimana tahun 2019 panen lebih sedikit dikarenakan musim kemarau yang panjang.
• Bisnis Papan Bunga di Lampura Sepi Order Akibat Corona
• Pemkab Lampura Siapkan Posko Terpadu Penanganan Virus Corona
• Dideportasi dari Malaysia, 6 TKI Ilegal asal Lampung Langsung Dibawa ke RSBNH Kota Baru
• Cerita Warga Bandar Lampung Sulitnya Daftar Kartu Prakerja secara Online
Hasilnya dalam 10 hektare petani bisa panen 4 hingga 5 ton.
"Kalau tahun 2019, panen paling 2 ton. Itupun sudah banyak yang kopong gabahnya," jelasnya.
Dirinya mengaku gabah tidak akan dijual, melainkan akan dipakai konsumsi sendiri.
Apalagi, disaat pandemi corona ini, masyarakat diminta untuk tidak banyak beraktivitas diluar rumah demi mencegah pandemi.
Ini berarti berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi di rumah tangga.
"Ditambah dengan anak anak libur sekolah, jadi makan juga bertambah jumlahnya," katanya.
Senada, dikatakan Sukamto petani lainnya, Ia tidak menjual padi gabah hasil panen tahun ini.
Dengan mewabahnya corona dibarengi juga peningkatan konsumsi di rumah tangganya.
Jika tidak habis, pihaknya akan membagikan kepada saudaranya yang lain.
Ia berharap pandemi corona ini segera berakhir. (Tribunlampung.co.id/Anung Bayuardi)