Kasus Corona di Indonesia
Penyebab 5 Dokter Mundur dari Penanganan Pasien Corona di RSUD Padangsidimpuan
Lima dokter itu merasa dipermainkan oleh pihak manajemen rumah sakit, yang selalu beralasan keuangan rumah sakit lumpuh
"Bagaimana para medis mau bekerja dengan risiko ancaman nyawa, sementara hak hak mereka tidak diperhatikan? Karena itu, kita meminta Pemko segera selesaikan dulu masalah yang disampaikan paramedis tersebut, baik yang disampaikan para dokter maupun para tenaga THL-nya," kata Abyadi Siregar.
Kemudian, sambung dia, lengkapi APD dan sarana prasarana rumah sakit. Apalagi, RS Padangsidimpuan salah satu rumah sakit rujukan penanganan Covid-19.
"Jadi, ini sangat penting. Pemko harus segera bertindak cepat. Jangan biarkan masyarakat terus dihantui kepanikan akibat Pemko tidak menunjukkan keseriusannya," jelas Abyadi.
Diketahui, pemerintah pusat sebenarnya sudah memberi kewenangan kepada pemerintah daerah melakukan refocussing atau realokasi anggaran di daerah masing-masing.
Artinya, pemerintah daerah bisa melakukan perubahan anggaran dengan memfokuskan penanganan Covid-19.
Kegiatan kegiatan atau proyek proyek yang tidak mendesak, bisa ditunda dan anggarannya bisa difokuskan dalam penanganan Covid-19.
"Pemko Padangsidimpuan harus segera bertindak. Benahi itu rumah rumah sakit, sehingga bisa memberi layanan dengan baik," tegas Abyadi.
Dijelaskannya, sesuai dengan kesepakatan dengan para dokter spesialis, uang insentif yang akan mereka terima setiap bulan sebanyak Rp 20 juta. (Tribun Medan)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Lima Dokter RSUD Padangsidimpuan Mundur, Tak Mau Lagi Tangani Pasien Corona, Ini Penyebabnya"