Kasus Corona di Indonesia
Penyebab 5 Dokter Mundur dari Penanganan Pasien Corona di RSUD Padangsidimpuan
Lima dokter itu merasa dipermainkan oleh pihak manajemen rumah sakit, yang selalu beralasan keuangan rumah sakit lumpuh
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PADANGSIDIMPUAN - Lima dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padangsidimpuan dikabarkan mengundurkan diri dari menangani pasien terkait virus corona.
Keputusan lima dokter ini tergolong mengejutkan di tengah keterbatasan sumber daya tenaga medis dalam menangani pasien virus corona.
Kelima dokter itu adalah Dr Musbar,Sp. OG, Dr. Romi,Sp.OG (Konsultan Onkologi), Dr. Novi Rahmi Asroel, Sp.KK, Dr. Fauzi Fahmi,Sp.B, Dr. Yessi,Sp.PA.
Adapun RSUD Padangsidimpuan ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan untuk penanganan pasien Covid-19.
Usut punya usut, ternyata keputusan lima dokter itu terkait dana insentif yang tak kunjung dibayarkan oleh manajemen RSUD Padangsidimpuan.
• Dokter Kritik Ganjar Pranowo Soal TMP bagi Tenaga Medis, Balasan Sang Gubernur Dianggap Baper
• Prediksi Dokter Penyakit Dalam di ILC, Korban Virus Corona Bisa Belasan Ribu di Akhir April 2020
• Anggota DPRD Garut Ancam Bunuh Seorang Pria Lewat WhatsApp, Korban Lapor Polisi dan BK
• Respons KPK Soal Deputi Penindakan KPK Karyoto Belum Lapor LHKPN Sejak 2013
Informasi yang dihiumpun Tri bun-Medan.com, kelima dokter ini sudah berbulan-bulan tak menerima pembayaran insentif dari pihak rumah sakit.
Lima dokter itu merasa dipermainkan oleh pihak manajemen rumah sakit, yang selalu beralasan keuangan rumah sakit lumpuh akibat dampak pandemi Corona.
Atas permasalahan tersebut, Ombudsman RI Perwakilan Sumut meminta Pemko Padangsidimpuan menunjukkan keseriusannya menghadapi wabah virus covid-19 yang terus mengancam nyawa warga masyarakat.
Menurut Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut Abyadi Siregar, keseriusan Pemko sangat membantu menenangkan kepanikan masyarakat pasca-meninggalnya satu orang warga diduga terpapar Covid19, beberapa waktu lalu.
"Tapi, bila Pemko tidak menunjukkan keseriusan, maka akan semakin menambah kepanikan masyarakat di tengah tingginya penyebaran wabah virus corona ini," kata Abyadi Siregar, Selasa (14/4/2020).
Melihat langkah yang dilakukan lima dokter spesialis yang mengundurkan diri karena uang insentif mereka selama tiga bulan tak dibayar, Abyadi Siregar menyebut hal itu sebagai indikasi ketidakseriusan Pemko Padangsidimpuan menghadapi Covid19 ini.
Apalagi sebelumnya, terungkap bahwa sejumlah Tenaga Harian Lepas (THL) RS Padangsidimpuan melakukan aksi akibat ketidakjelasan status serta belum dibayarnya hak hak mereka.
Selain ruang isolasi pasien covid-19 yang tidak memadai, juga terungkap ketiadaan Alat Pelindung Diri (APD).
Belakangan, Gubernur Sumatera Utara menyerahkan bantuan APD ke rumah sakit tersebut.
"Semua ini menguatkan dugaan kita bahwa Pemko Padangsidimpuan tidak serius menghadapi wabah mematikan yang mengancam warga masyarakatnya ini. Tidak terlihat oleh publik adanya upaya Pemko memperbaiki pengelolaan rumah sakit daerah itu," kata Abyadi Siregar.
"Bagaimana para medis mau bekerja dengan risiko ancaman nyawa, sementara hak hak mereka tidak diperhatikan? Karena itu, kita meminta Pemko segera selesaikan dulu masalah yang disampaikan paramedis tersebut, baik yang disampaikan para dokter maupun para tenaga THL-nya," kata Abyadi Siregar.
Kemudian, sambung dia, lengkapi APD dan sarana prasarana rumah sakit. Apalagi, RS Padangsidimpuan salah satu rumah sakit rujukan penanganan Covid-19.
"Jadi, ini sangat penting. Pemko harus segera bertindak cepat. Jangan biarkan masyarakat terus dihantui kepanikan akibat Pemko tidak menunjukkan keseriusannya," jelas Abyadi.
Diketahui, pemerintah pusat sebenarnya sudah memberi kewenangan kepada pemerintah daerah melakukan refocussing atau realokasi anggaran di daerah masing-masing.
Artinya, pemerintah daerah bisa melakukan perubahan anggaran dengan memfokuskan penanganan Covid-19.
Kegiatan kegiatan atau proyek proyek yang tidak mendesak, bisa ditunda dan anggarannya bisa difokuskan dalam penanganan Covid-19.
"Pemko Padangsidimpuan harus segera bertindak. Benahi itu rumah rumah sakit, sehingga bisa memberi layanan dengan baik," tegas Abyadi.
Dijelaskannya, sesuai dengan kesepakatan dengan para dokter spesialis, uang insentif yang akan mereka terima setiap bulan sebanyak Rp 20 juta. (Tribun Medan)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Lima Dokter RSUD Padangsidimpuan Mundur, Tak Mau Lagi Tangani Pasien Corona, Ini Penyebabnya"