Gara-gara Corona, Bocah 5 Tahun Ditolak Warga Tak Boleh Turun dari Kapal untuk Berobat

Made Deva (5) yang mengalami demam tinggi dan muntah-muntah dicegat warga dan tidak diperbolehkan turun dari kapal.

(Istimewa)
Ni Wayan Junianti memeluk anaknya yang lemas karena demam tinggi sesaat setelah berlabuh secara darurat di Pelabuhan Banjar Bias, Kusamba, Jumat (17/6/2020) petang. Gara-gara Corona, Bocah 5 Tahun Ditolak Warga Tak Boleh Turun dari Kapal untuk Berobat 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Gara-gara corona, bocah 5 tahun sakit demam dicegat warga dan tak boleh lewat saat hendak berobat ke rumah sakit.

Polisi dan anggota TNI yang turun tangan untuk membujuk warga ternyata gagal bernegosiasi. Rombongan pasien bernama Made Deva (5) tetap tak dibolehkan lewat. 

Bahkan, imbauan Bupati Klungklung pada warga agar pasien diperbolehkan merapat di pelabuhan juga tak dihiraukan.

Made Deva (5) dan petugas medis tetap tak diperbolehkan turun dari kapal di Pelabuhan Padang Bai, Bali untuk berobat ke rumah sakit.

Made Deva (5) yang mengalami demam tinggi dan muntah-muntah ditolak warga dan tidak diperbolehkan turun dari kapal. 

Padahal, Made Deva adalah pasien rujukan yang sudah dijemput petugas medis berpakaian APD lengkap untuk dirawat di RSUD Klungkung, Bali.

 Jenderal Andika Perkasa Tak Kuat, Ikut Nangis Lihat Istri Bicara dengan Perawat Pasien Corona

 Pemudik Diusir Warga karena Dianggap Bawa Virus Corona, Terpaksa Mudik karena Terkena PHK

 Ditinggal Ibu ke Pasar saat Lockdown Corona, Gadis 13 Tahun Ditemukan Tewas di Rumahnya

 Biaya Perawatan Pasien Corona di Rumah Sakit Ditanggung Negara: Ratusan Juta untuk 1 Pasien

Warga tetap ngotot tak memperbolehkan kapal yang ditumpangi pasien dengan gejala corona tersebut merapat ke pelabuhan. 

Alhasil, kapal terombang-ambing di laut selama satu jam lebih.

Petugas medis yang sempat meminta bantuan Bupati Klungkung dan aparat TNI juga gagal bernegosiasi dengan warga.

Bocah malang itu akhirnya dievakuasi di pelabuhan lain yang lebih jauh.

Keluarga Made Deva hanya bisa mengelus dada mendapat penolakan warga.

Kronologi pasien 5 tahun gejala corona ditolak warga 

I Wayan Yadnya resah ketika keponakannya, Made Deva yang masih berusia 5 tahun mengalami demam tinggi.

Dari hasil tes lab, Deva tidak mengalami gejala DB. Serta hasil rapid test juga negatif.

Akan tetapi karena suhu tidak turun-turun maka keponakannya itu pun harus dirujuk ke RSUD Klungkung, Jumat (17/6/2020) sore.

Deva yang berasal dari Desa Kutampi, Nusa Penida, Klungkung, dirujuk dari RS Gema Shanti Nusa Penida ke RSUD Klungkung.

Namun Deva yang mengalami demam tinggi dan sempat muntah-muntah itu ditolak oleh sejumlah warga ketika hendak berlabuh di Pelabuhan Padang Bai, Kecamatan Manggis, Karangasem.

Ni Wayan Junianti memeluk anaknya yang lemas karena demam tinggi sesaat setelah berlabuh secara darurat di Pelabuhan Banjar Bias, Kusamba, Jumat (17/6/2020) petang. Pasien tersebut sempat ditolak warga berlabuh di Pelabuhan Padang Bai.
Ni Wayan Junianti memeluk anaknya yang lemas karena demam tinggi sesaat setelah berlabuh secara darurat di Pelabuhan Banjar Bias, Kusamba, Jumat (17/6/2020) petang. Pasien tersebut sempat ditolak warga berlabuh di Pelabuhan Padang Bai. (Istimewa)

Ketika dirujuk, hari sudah mulai sore dan sejumlah pelabuhan tradisional di Kusamba pun sudah tutup.

Kondisi ini membuat fast boat yang merujuk anak laki-laki itu memilih berlabuh di Pelabuhan Padang Bai.

Di tengah situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini, petugas medis yang merujuk Deva pun mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap.

"Kondisi ponakan kami demam tinggi, sudah dalam keadaan diinfus dan sempat muntah-muntah," ungkap paman Deva, Wayan Yadnya, ketika dikonfirmasi, Jumat (17/6/2020).

Masalah pun mulai terjadi ketika hendak berlabuh di Pelabuhan Padang Bai.

Sejumlah warga tidak mengizinkan speedboat yang mengantar anak sakit itu berlabuh di pelabuhan.

Ambulans dari RSUD Klungkung beserta petugas kesehatan sudah siap dengan APD lengkap menunggu di dermaga diadang oleh warga dan tidak diperbolehkan menerima pasien.

"Hampir satu jam lebih speedboat terombang ambing. Sempat ada negosiasi pihak RSUD Klungkung dengan warga, namun sayang sekali keponakan kami tetap tidak diperbolehkan turun di Pelabuhan Padang Bai," jelas Wayan Yadnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 Wita, akhirnya pihak keluarga meminta bantuan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, beserta TNI dan Polisi untuk bernegosiasi dengan warga di Pelabuhan Padang Bai.

Namun tetap tidak berhasil membujuk warga agar mengizinkan pasien tersebut turun di Pelabuhan Padang Bai.

"Akhirnya alternatif terakhir, speedboat harus bersandar di Pelabuhan Banjar Bias Desa Kusamba, meskipun dengan risiko cuaca dan gelombang besar karena sudah petang," ungkap Wayan Yadnya.

Setelah berkomunikasi dengan warga setempat, warga langsung menuju pesisir walau saat itu Pelabuhan Banjar Bias sudah tidak beroperasi.

Warga setempat, bersama polisi, TNI harus bergotong royong untuk membantu fastboat tersebut berlabuh secara darurat ke pesisir.

Saat itu tidak ada tangga, yang biasa digunakan untuk menyeberangkan warga dari boat ke pesisir.

Ibu pasien Ni Wayan Junianti pun harus menerjang ombak setelah turun dari fast boat.

Dengan tegar Junianti berjalan menyusuri air laut, hingga basah kuyup sembari terus mendekap putranya yang sudah dalam keadaan lemas.

Deva pun akhirnya berhasil dievakuasi ke RSUD Klungkung.

"Krisis pandemi global Covid-19 memberikan pelajaran sekaligus tamparan kepada kita.

Bahwa di samping hilangnya sumber pendapatan atau ekonomi, ada beberapa pihak atau masyarakat apakah mungkin karena keterbatasan informasi, hingga hilang rasa empati dan prikemanusiaan," ujar Wayan Yadnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul : Cerita Bocah Sakit Demam Ditolak Warga Berlabuh di Padang Bai Saat Hendak Dirujuk ke RSUD Klungkung

 
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved