Berita Nasional
Kisah Chef Hotel dan Restoran yang Kini Masak Nasi Bungkus di Dapur Umum, Dirumahkan Akibat Covid-19
Para koki atau chef hotel dan restoran yang sudah dirumahkan di Kota Banyuwangi, kini memasak nasi bungkus di dapur umum.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANYUWANGI - Para koki atau chef hotel dan restoran yang sudah dirumahkan di Kota Banyuwangi, kini memasak Nasi Bungkus di Dapur Umum.
Mereka tergabung dalam Indonesian Chef Association (ICA) Badan Pengurus Cabang (BPC) Banyuwangi.
Para chef hotel dan restoran tersebut memasak Nasi Bungkus untuk masyarakat terdampak Covid-19 di Kota Banyuwangi.
Chef yang bergabung di kegiatan tersebut sebagian besar sudah tidak lagi bekerja.
Dilansir Kompas.com, mereka dirumahkan oleh hotel atau restoran tempat mereka bekerja karena terdampak Covid-19.
• Biaya Tes Swab Covid-19 untuk Umum Rp 1.675.000 di RS UI, Cara Pemesanan dan Jadwal Tes
• Jumlah Kasus Corona di Indonesia Berada di Urutan Pertama di Antara Negara-negara ASEAN
• Jadwal Live TVRI Sabtu 18 April 2020, Live Streaming TVRI Belajar dari Rumah
• Jenderal Andika Perkasa Tak Kuat, Ikut Nangis Lihat Istri Bicara dengan Perawat Pasien Corona
Hari itu, Rabu (15/4/2020), para chef hotel dan restoran tersebut menyiapkan menu krengsengan kambing.
Dibantu oleh komunitas kuliner di Banyuwangi, mereka mengolah makanan di Dapur Umum di halaman Kecamatan Kota Banyuwangi.

Mereka juga turun tangan ikut mendistribusikan ke masyarakat.
"Hari ini, menunya kresengan kambing. Alhamdulilah kawan-kawan dari komunitas Banyuwangi Kuliner sudah siapkan dua ekor kambing. Kami yang masak," kaya Yudis, chef Hotel El Royale kepada Kompas.com, Rabu sore.
Yudis mengaku sudah beberapa minggu tidak bekerja karena hotel tempatnya bekerja sudah merumahkan sebagian besar pegawainya.
Beruntung, Yudis masih memiliki tabungan dan uang THR yang diberikan awal, untuk mencukupi kebutuhannya selama tidak bekerja.
"Rasanya sedih tidak bisa masak lagi di hotel. Pas ditawari buat masak di Dapur Umum ini langsung saya iyakan."
"Sudah enggak mikir dua kali. Saya ikut terdampak tapi rasanya bahagia bisa ikut berbagi. Walaupun hanya urun tenan," kata Yudis.
Hal senada juga diceritakan oleh Gofar, salah satu chef di Restoran Mascot.
Seperti halnya Yudis, Gofar juga dirumahkan oleh tempatnya bekerja.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-sehari, dia mengandalkan uang tabungannya.
Selain itu, Gofar dan keluarganya memilih tinggal di mes perusahaan agar lebih hemat.
Sehingga, ia tidak perlu mengeluarkan biaya untuk kontrakan.
"Mau pulang kampung tapi kondisi seperti ini. Ya gimana lagi."
"Harus sabar dan berdoa semoga semuanya normal dan bisa bekerja seperti biasa," kata Gofar, sebagaimana dilansir Kompas.com.
Menurut Gofar, dari 80-an chef di Banyuwangi yang tergabung di asosiasi, hampir sebagian besar dirumahkan.
Hotel dan restoran di Banyuwangi, selama ini mengandalkan pariwisata.
Sementara saat pandemi Covid-19, kondisi pariwsata di Indonesia terus menurun.
Hal yang sama juga diceritakan oleh Andri.
Pria yang bekerja di Hotel Mahkota Plengkung mengatakan di awal pandemi, dia masih bekerja dan digaji harian.
Namun setelah Covid-19 semakin meluas, ia dirumahkan.

"Semoga bisa segera kerja. Rasanya enggak enak menganggur," kata Andri.
Yudis, Gofar, dan Andri serta rekan-rekan mereka, bergantian memasak Nasi Bungkus di Dapur Umum yang didirikan di Kantor Kecamatan Kota Banyuwangi.
Mereka mulai memasak di Dapur Umum mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
Setiap hari, sedikitnya mereka memasak untuk 500 porsi Nasi Bungkus.
Menu yang disajikan juga berbeda-beda setiap hari.
Selain krengsengan kambing, mereka juga memasak ayam sambal ijo, mi goreng, ikan laut, dan berbagai jenis sayuran.
"Memang Nasi Bungkus. Tapi, kami ingin menyajikan menu yang istimewa."
"Kami ingin yang terbaik untuk warga," kata Yudis.
Kolaborasi di Banyuwangi
Dapur Umum di Kecamatan Banyuwangi adalah kolaborasi dari berbagai pihak.
Selain Indonesian Chef Association, Dapur Umum itu didukung oleh Komunitas Banyuwangi Kuliner, UPZ Kecamatan Banyuwangi, Pemuda Etalase, Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI), dan staf Kecamatan Kota Banyuwangi.
"Awalnya hanya ide sederhana karena ada yang mau nyumbang kambing. Lalu kita mikir siapa yang masak?"
"Akhirnya, kita gandeng para chef dan pihak lain. Alhamdulilah banyak yang dukung," kata Yassin Soepardi, perwakilan dari Banyuwangi Kuliner.
Tidak disangka, menurut Yassin, bantuan terus mengalir mulai dari bahan makanan hingga tenaga.
Ratusan Nasi Bungkus yang dibuat dibagikan langsung ke warga terdampak.
Terutama, pekerja harian yang masih harus keluar rumah.
Selama memasak, Yassin mengatakan Dapur Umum tetap menerapkan aturan salah satunya menjaga jarak.
Relawan wajib cuci tangan dan menjaga kebersihan selama di area.
"Hanya orang-orang yang berkepentingan yang masuk. ini untuk menghindari kerumuman," kata dia.
Sementara itu, Moch Lutfi, Camat Kota Banyuwangi mendukung penuh kegiatan tersebut.
Ia juga mengerahkan para pemuda karang taruna untuk mendistribusikan Nasi Bungkus tersebut.
"Para pemuda ini kan tahu siapa yang tidak mampu di sekitarnya. Langsung kita minta mereka untuk membagikan nasi."
"Tengok kanan kiri. Ada yang membutuhkan langsung kasih," kata Lutfi.
Tak hanya Nasi Bungkus, mereka juga membagikan sembako kepada warga terdampak Covid-19.
Mereka mendata ulang warga yang berhak mendapatkan bantuan agar tidak terlewat.
"Agar tidak numpuk. Siapa yang sudah dapat bantuan lagsung dimasukkan dalam sistem."
"Jadi tahu siapa yang belum dan sudah dapat bantuan," katanya.
Selain itu dari 18 kelurahan di Kecamatan Kota Banyuwangi, 10 kelurahan melakukan karantina wilayah secara mandiri untuk mencegah penyebaran virus corona.
Lutfi mengatakan, di saat pandemi corona di Indonesia saat ini, hal yang terpenting adalah kolaborasi dan saling menguatkan dari berbagai pihak.
"Kalau jalan sendiri-sendiri pasti berat. Sekarang yang terpenting adalah saling menguatkan. Jangan sampai ada kelaparan," kata Lutfi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Di Sebungkus Nasi, Ada Cerita Para Chef yang Dirumahkan.
Setelah dirumahkan akibat Covid-19, para chef hotel dan restoran yang sudah dirumahkan di Kota Banyuwangi, kini memasak Nasi Bungkus di Dapur Umum. (Kompas.com)