Kasus Corona di Lampung

Kisah Pasien Positif Corona di Lampung, Baca 20 Juz Alquran saat Diisolasi hingga Sembuh

Ia yang terpapar virus corona (Covid-19) sepulang dari Malaysia ini mengaku butuh perjuangan keras untuk bisa sembuh.

Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra
Kisah Pasien Positif Corona di Lampung, Baca 20 Juz Alquran saat Diisolasi hingga Sembuh. 

Selain itu, ada dua pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Lampung dr Reihana menjelaskan, untuk pasien positif 27 ini merupakan perempuan, inisial S, usia 48 tahun.

Ia tidak memiliki riwayat bepergian ke luar Lampung namun di Lampung Barat ada pasien positif Corona yang sudah meninggal dunia.

Pasien ini awalnya dirawat di RS Alimudin Umar Lampung Barat, kemudian dirujuk ke RS Handayani Kotabumi Lampung Utara pada 6 April lalu baru dirujuk ke RSUDAM.

"Pasien ini juga memiliki keluhan kasus kebidanan. Pada 9 April lalu dilakukan operasi dan diambil sampel swabnya. Hasil swabnya positif Corona. Namun pada 16 April dilakukan rapid test hasilnya negatif nonreaktif. Saat ini kondisinya sudah membaik dan sehat. Nanti setelah benar-benar sembuh, dia isolasi mandiri di rumah," bebernya.

Untuk PDP yang meninggal yakni tuan Z usia 24 tahun, warga Bandar Lampung. Dia baru tiba dari Jakarta pada 11 April lalu.

"Yang bersangkutan ini selama 3 bulan sakit pembengkakan di leher kiri dan sebulan terakhir sering demam, namun diabaikan," jelasnya.

"Pada 19 April ada gejala batuk, sesak napas, mual dan disertai demam. Kondisi pasien tersebut memburuk. Dengan dibantu ibu RT dibawa ke RS swasta."

"Hasil pemeriksaan tidak baik, suspect di paru dan HIV positif, pasien ditetapkan PDP dari Jakarta dan Batam."

"Pada 20 April di RSUDAM diambil swab dan pukul 23.00 WIB yang bersangkutan meninggal dunia dan belum tahu hasil swabnya," tambah Reihana.

PDP lain yang meninggal dunia yakni Nyonya S umur 50 tahun perempuan warga Lamtim.

Pasien ini memiliki riwayat dari Tangerang pada 4 April 2020. Pada 6 April ia datang ke puskemas di Lamtim dengan keluhan pusing dan linglung.

"Memang pasien ini tidak ada riwayat demam, batuk, pilek, dan sesak. Pasien kemudian dirujuk ke RS swasta di Metro. Dari sana ia dirujuk lagi ke RS di Balam."

"Namun pasien ini hanya minta dirawat di puskesmas. Hasil diagnosa pasien mengalami pneumoni dan penimbunan cairan di otak. Pada 20 April pukul 20.10 WIB dinyatakan meninggal dunia," beber dia.

Kadiskes Lampura PDP

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved