Ibu Tiri Bunuh Anak karena Cemburu, Korban Didorong dari Jembatan
Korban berjalan ke arah tengah jembatan dan saat korban melihat ke bawah, pelaku mendorongnya ke sungai
1. Sempat berikan napas buatan
Kabid Humas Polda NTT Kombes Johannes Bangun mengungkapkan, sehari setelah Ina membentur-benturkan kepala anaknya, DQ sempat panas dan kejang.
Ina yang panik melihat DQ kejang berupaya memberikan napas buatan.
Namun, nyawa DQ akhirnya tak tertolong.
Mengetahui DQ tak bernyawa, Ina kemudian menghubungi suaminya.
2. Gali kuburan anaknya
Suaminya tiba di rumah mereka di Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, Kupang sekitar pukul 18.00 Wita.
"Karena kondisi korban sudah meninggal dunia, suaminya sempat mensalatkan jenazah korban," katanya.
Suaminya kemudian menyuruh Ina menguburkan putrinya.
Ina pun pergi ke lokasi penghijauan Penfui.
Ia menggali sendiri kuburan anaknya.
Penggalian dilakukan menggunakan besi dan serok penggorengan.
Hal itu dilakukan sekitar pukul 21.00 Wita.
3. Ditangkap anggota TNI AU
Seusai menggali kuburan sedalam kurang lebih 20 centimeter, Ina kembali ke rumah.
Ia membawa DQ dengan sepeda motor.
Hal itu dilakukan dengan cara menggendong putrinya di bagian depan.
Belum sempat menguburkan anaknya, pelaku ditangkap oleh aparat TNI Angkatan Udara (AU) Kupang.
Ina pun diserahkan ke Polres Kupang untuk diproses secara hukum.
4. Kencing di Kasur
Peristiwa nahas itu bermula saat DQ yang masih dua tahun kencing di kasur pada Selasa (31/12/2019).
Melihat hal itu, Ina marah.
Ia lalu membenturkan kepala putrinya berulang-ulang.
"Akibatnya, korban mengalami luka pada bagian kepala," katanya.
Kondisi DQ kian memburuk pada keesokan harinya.
DQ mengalami panas dan kejang hingga nyawanya tak tertolong.
5. Sempat terlibat cekcok dengan suami
Menurut polisi, sebelum penganiayaan terjadi, Ina sempat terlibat cekcok dengan suaminya, Suhendi (39).
Percekcokan lantaran persoalan ekonomi.
Ina diketahui merupakan istri kedua Hendi.
Mereka menikah siri pada 25 Oktober 2016.
Ina diketahui mengalami depresi.
"Menurut keterangan pelaku Adriana, bahwa pelaku mengalami depresi," ujar Johannes Bangun,
Bunuh anak gadis
Sebelumnya, kasus ibu bunuh anak gadisnya terjadi di di Dusun Jambean, Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Pelaku bernama Lasi (63).
Ia membunuh anak gadisnya sendiri yang berusia 18 tahun, Jumat (27/12/2019) sore.
Pembunuhan terhadap Putri Ulandari itu dilakukan Lasi di kamar rumah.
Kasus kekerasan dalam rumah tangga itu kini ditangani polisi.
Kepala Polsek Puncu, Ajun Komisaris Yusuf mengatakan, saat ini, pihaknya sudah mengamankan Lasi.
"Kita amankan tersangka," ujar Yusuf melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (28/12/2019) pagi.
Pihaknya juga mengamankan beberapa barang bukti dalam kasus ibu bunuh anak gadisnya tersebut.
Hal itu mulai dari pisau hingga baju korban yang berlumuran darah.
Sementara itu, jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara Kota Kediri untuk diautopsi.
Pengungkapan peristiwa ibu bunuh anak gadisnya itu bermula saat Rini Astuti, kakak korban, mendatangi kamar korban.
Ia curiga adiknya itu sudah tertidur tanpa meminum obat penenangnya.
Adapun, korban diduga mengalami gangguan jiwa.
Saat berada di dalam kamar itu, Rini mendapatkan korban ditutup selimut di atas ranjang.
Ia juga melihat sang ibu di samping korban.
Rini yang curiga dengan banyaknya darah pada selimut adiknya itu memberanikan diri membuka selimut.
Ia pun mendapati adiknya sudah tewas.
Rini lantas keluar rumah dan meminta pertolongan warga lalu melapor ke polisi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Kronologi Ibu Tiri Bunuh Bocah 5 Tahun karena Cemburu Korban Lebih Disayang Suami", https://regional.kompas.com/read/2020/05/02/06000011/ini-kronologi-ibu-tiri-bunuh-bocah-5-tahun-karena-cemburu-korban-lebih?page=all.