Special MP-30 Anniversary Media Talk, Masa Covid-19 Harus Jadi Kesempatan Bertahan dan Berkembang

Pandemi virus corona atau Covid-19 berdampak tidak hanya satu sektor, tapi banyak sektor seperti Ekonomi sampai sosial.

Istimewa
Special MP-30 Anniversary Media Talk, Masa Covid-19 Harus Jadi Kesempatan Bertahan dan Berkembang. 

Sementara yang sedang profit untuk servicing, atau memaksimalkan layanan ke pelanggan.

Ia yakin semua sektor akan membaik dan tancap gas pada 2021.

Perubahan total ini juga disinggung oleh Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh.

Siapa yang cepat beradaptasi dan recovery akan menjadi pemimpin. Ini terkait dengan perubahan teknologi yang jauh lebih cepat daripada aspek lain.

"Policy untuk teknologi banyak yang belum ada. Namun kita sekarang dipaksa cepat memanfaatkan teknologi ketika krisis. Sehingga teknologi yang menjadi guidance, bukan policy," ungkap mantan Menteri Pendidikan dan Menkominfo tersebut.

Ia menilai bahwa krisis saat ini bisa menjadi fenomena Ekonomi bahkan politik.

Dibandingkan dengan tahun 1998 yang menjadi fenomena sosial dan politik.

Anggapan akan krisis Covid-19 ditanggapi juga oleh pengamat finansial Eko B Supriyanto.

"Kalau dipetakan, 1998 itu krisis negara. Tahun 2008 krisis korporasi. Krisis 2020 ini krisis UKM. Lebih parah karena jika UKM terkena duluan, imbasnya ke mana-mana."

"Ada sekitar Rp 3.000 triliun kontribusi UKM ke perbankan," ungkap Eko yang juga Pemred Infobank tersebut.

Walau begitu, baik Hermawan, Kemal, maupun Mohammad Nuh yakin bahwa krisis saat tepat untuk memanfaatkan kesempatan.

Mohammad Nuh menggambarkannya seperti menyalip di tikungan.

Seperti halnya sektor ekspor impor.

Menurut Konsul Jenderal RI untuk Houston AS Nana Yuliana mencatat kenaikan ekspor impor antar dua negara pada Januari dan Februari, di mana ekspor dari AS naik 6,9 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Sementara ekspor dari Indonesia juga naik 6,15 persen.

"Bahkan dari nilainya, AS mengalami defisit dengan Indonesia sampai Rp 22,4 triliun. Ini kesempatan buat kita karena China sedang ditutup dan AS gencar mencari supplier baru. Belum lagi perang tarif kedua negara," ungkap Nana yang hadir dalam webinar kebangsaan MarkPlus.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved