Observatorium Astronomi Itera Nyatakan Komet Swan Bisa Dilihat Warga Lampung

Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) berhasil mengabadikan kemunculan Komet C/2020 F8 (Swan).

Penulis: Bayu Saputra | Editor: martin tobing
Dok Observatorium Astronomi Itera Lampung
Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) berhasil mengabadikan kemunculan Komet C/2020 F8 (Swan). 

Laporan Reporter Tribun Lampung Bayu Saputra

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) berhasil mengabadikan kemunculan Komet C/2020 F8 (Swan).

Kemunculan komet melalui pantauan menggunakan teleskop Lunt Engineering 80 ED, jenis refraktor doublet akromatik.

Pengamat OAIL Aditya Abdillah Yusuf mengatakan, komet Swan oleh para astronom disebut sebagai komet terbaik yang bisa dilihat tahun ini.

Komet Swan akan menjadi target untuk pengamatan menggunakan alat atau dengan mata hingga akhir Mei ini.

"Nantinya komet tersebut diperkirakan akan semakin cerah dalam beberapa hari mendatang dan dapat diamati oleh masyarakat," katanya dalam rilis diterima Tribun, Minggu (10/5/2020)

Cerita UMKM Jalani Usaha Saat Corona, Parsel Diprediksi Turun 50%, Jualan Kolang Kaling Meningkat

VIDEO Dampak Pandemi Covid-19, Ruben Onsu Terpaksa Rumahkan Ribuan Karyawan

Video Salah Paham, Warga Desa Senggreng di Kabupaten Malang Blokade Jalan dengan Batako

4 Rumah Pesohor Tanah Air yang Dilapisi Emas 22 Karat, Salahsatunya Berdiri di Samping Kandang Ayam

Aditya menyatakan, Komet Swan diperkirakan melewati Bumi paling dekat 13 Mei dan paling dekat dengan matahari 27 Mei mendatang. Komet adalah benda langit yang sangat mudah berubah-ubah.

Komet bisa berubah sangat cerah dan mudah diamati dengan mata telanjang. Akan tetapi juga mungkin tiba-tiba memecah dan pudar sehingga sulit teramati.

Berdasarkan data, Komet swan melesat dengan kecepatan 48.996 kilometer per detik akan melintasi Bumi dalam perjalanannya mengorbit matahari.

Komet ini kemungkinan berasal dari Oort Cloud, sebuah lokasi sekitar 100 ribu unit astronomi atau 100 ribu kali jarak Bumi dan Matahari.

Aditya menambahkan, kebanyakan orang kerap menyebut komet sebagai bintang berekor. Namun sebenarnya Komet Swan bukanlah bintang.

Secara keseluruhan ada miliaran komet yang mengorbit matahari.

Benda langit tersebut akan masuk ke dalam orbit karena gaya gravitasi matahari.

Setiap komet memiliki kesamaan yaitu batuan beku di intinya yang disebut nukleus. Bagian itu terukur berdiameter beberapa kilometer saja.

Bagian ini berisi es, gas beku dan sedikit debu. Sebuah komet akan menghangat dan mengembang menciptakan atmosfer atau coma seiring mendekat ke matahari.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved