Suami Istri Pedagang Meninggal Corona, 2 Pasar di Surabaya Langsung Ditutup
Sehari setelah hasil swab suaminya keluar, sang istri menyusul meninggal dunia juga dinyatakan positif Covid-19.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Suami istri pedagang di pasar tradisional di Surabaya positif corona meninggal dunia. Pemkota Surabaya langsung menutup dua pasar tradisional.
Penutupan 2 pasar tradisional di Surabaya yakni Pasar Simo dan Pasar Simo Gunung Surabaya sejak Kamis (7/5/2020) lalu disebut karena ada pasangan suami istri pedagang pasar setempat yang meninggal karena Covid-19.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi, mengatakan, suami istri tersebut adalah pedagang Pasar Simo Surabaya yang berusia 72 tahun (suami) dan 65 tahun (istri).
Mulanya, sang suami sakit dan dirawat di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya pada 23 April.
"Pada 26 April, sang suami meninggal dan pada 1 Mei hasil swab keluar dan dinyatakan positif Covid-19," kata Joni, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (11/5/2020) malam.
• Baru Sembuh, Pasien Corona asal Lampung Selatan Meninggal Dunia Beberapa Jam Kemudian
• Sempat Jadi Imam Sholat di Mushala, Kakek 80 Tahun Ternyata Positif Corona
• Seorang Tamu Bercanda dengan Batuk-batuk di Acara Pesta, Sebagian Tamu Lain Tertular Corona
• Lihat Putranya Tewas di Kali Serpong, Sang Ayah Histeris: Bukan Corona, Dia Sakit Epilepsi!

Sehari setelah hasil swab suaminya keluar, sang istri menyusul meninggal dunia juga dinyatakan positif Covid-19.
Tim dari puskesmas Simo Gunung Surabaya lantas melakukan tracing dan rapid test terhadap 2 putra dan menantu pasangan tersebut yang tinggal tidak serumah, hasilnya non reaktif.
Pengembangan tracing terus dilakukan kepada 30 pedagang yang memiliki kontak erat dengan suami istri yang meninggal tersebut.
"Dari 30 pedagang yang di-rapid test, 1 reaktif dan sudah diswab. Hasil swab sedang ditunggu," ujar dia.
Selanjutnya pada 7 Mei, Pasar Simo dan Simo Gunung Surabaya ditutup untuk dilakukan sterilisasi selama 14 hari.
Dua pasar tersebut ditutup karena pasangan yang meninggal itu memiliki lapak di kedua pasar tersebut.
Risma geram
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini keberatan dengan banyaknya rujukan pasien Covid-19 dari luar daerah yang membludak di Surabaya.
Pasalnya, akibat banyaknya pasien rujukan dari luar daerah itu menyebabkan pasien dari Surabaya menjadi tak mendapat tempat dan harus menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing.
Karena itu, Risma meminta pihak rumah sakit dapat segera memperbaiki sistem rujukan tersebut.