Kasus Corona di Dunia

Direktur WHO Tentang Herd Immunity: Manusia Bukan Ternak

WHO menentang kebijakan herd immunity yang diterapkan sejumlah negara untuk mengatasi pandemi Covid-19.

Freepik
Ilustrasi - WHO menentang kebijakan herd immunity yang diterapkan sejumlah negara untuk mengatasi pandemi Covid-19. 

Publik menganggap pemerintahan Boris Johnson sedang menggulirkan cara herd immunity untuk mengatasi corona di Inggris, meskipun akhirnya pemerintahan Inggris menepis kebenaran isu itu.

Herd immunity sendiri diartikan sebagai kekebalan kelompok.

Di mana ada kondisi ketika sebagian besar orang dalam suatu kelompok telah memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu.

Tapi kondisi ini baru bisa dicapai ketika sebagian besar populasi kebal terhadap infeksi, sehingga penyebaran penyakit bisa dihentikan.

Kekebalan bisa didapat dari vaksinasi atau seseorang sudah pernah terinfeksi.

Dalam kasus wabah Covid-19 ini, karena belum ditemukan vaksin, maka herd immunity baru bisa dicapai ketika sebagian besar orang terpapar virus.

Michael Ryan pun mengatakan, selama ini para ahli epidemiologi menggambarkan bahwa suatu populasi yang umumnya telah divaksinasi dapat melindungi individu rentan, misalnya bayi atau orang yang mengalami gangguan kekebalan tubuh.

Ketika kekebalan kelompok seperti itu ada, sulit bagi virus untuk menyebar.

"Manusia bukan kawanan (seperti binatang). Saya pikir kita harus benar-benar berhati-hati ketika kita menggunakan cara itu," ujar dia.

Ryan juga mengaku tidak sepakat dengan asumsi bahwa tingginya kasus saat ini merupakan pertanda pandemi akan berakhir.

Sebab dia mengatakan jumlah kasus yang kini ada masih jauh di bawah perkiraan.

"Hasil awal dari studi sero-epidemiologi menunjukkan yang sebaliknya. Jumlah orang yang terinfeksi dalam total populasi mungkin jauh lebih rendah dari yang kami perkirakan," ungkap Ryan.

Ia memaparkan, hanya sekitar 1 persen dari 10 persen orang di dunia yang menunjukkan bukti infeksi, menurut hasil awal dari 90 survei serologi yang terjadi di seluruh dunia.

Sehingga, dia berkata implikasi kesehatan dari virus itu jauh lebih parah daripada yang diyakini banyak orang.

Berbahaya untuk Diterapkan

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved