Jumlah Penumpang di Bakauheni Makin Menumpuk, Jadi Alasan KKP SIapkan Fasilitas Rapid Test

Menurut Marjunet, karena jumlah calon penumpang sudah menumpuk, KKP akhirnya memberikan kemudahan, termasuk menyediakan fasilitas rapid test.

Editor: Romi Rinando
(FOTO: istimewa)(KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA)
Ratusan penumpang menumpuk di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Jumat (16/5/2020) malam. Para penumpang ini tidak bisa naik ke kapal lantaran tidak memiliki dokumen hasil rapid test. 

"Kami lalu bantu komunikasi dengan pihak klinik swasta untuk alat rapid test bagi para penumpang itu," kata Marjunet.

Menurut Marjunet, harga alat rapid test itu awalnya seharga Rp285.000 dari pihak klinik swasta.

Namun, setelah dilobi, harga alat menjadi Rp 250.000.

"KKP tidak mengambil uang itu, tetapi langsung dari penumpang ke pihak klinik. Petugas kami hanya membantu, karena petugas klinik hanya ada dua orang," kata Marjunet.

Rapid test dihentikan Marjunet mengatakan, lantaran terjadi simpang siur di kalangan penumpang yang menyebut KKP memungut bayaran atas rapid test tersebut, maka layanan rapid test kini ditiadakan.

Para penumpang bisa melakukan rapid test di mana pun, baik itu di rumah sakit atau klinik.

"Hasil rapid test itu yang dibawa. Jika hasilnya non-reaktif, surat klirens akan dikeluarkan," kata Marjunet.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penumpang di Bakauheni Harus Bayar Rp 300.000, Ini Penjelasan KKP",

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved