China Akhirnya Akui Hancurkan Sampel Virus Corona
Kini dikabarkan muncul pengakuan bahwa China sudah menghancurkan beberapa sampel virus corona saat awal kemunculan pandemi ini.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Selama ini China selalu membantah adanya rekayasan terkait virus corona yang berkembang di negara tersebut.
Kini dikabarkan muncul pengakuan bahwa China sudah menghancurkan beberapa sampel virus corona saat awal kemunculan pandemi ini.
Walaupun begitu, China menampik tuduhan Amerika Serikat ( AS) dan Eropa jika hal tersebut dilakukan untuk menutup-nutupinya.

• Anggota Parlemen Italia Tentang Rencana Vaksinasi Wajib Covid-19, Minta Bill Gates Ditangkap
• Ditanya Raffi Ahmad Soal Kenangan Terindah dengan Ibunda, Baim Wong Ungkap Pengakuan Mengejutan
• Andre Taulany-Rina Nose Dianggap Lecehkan Marga Latuconsina, Prilly Buka Suara
• Nasib Mahasiswi Unila Terpeleset di Kamar Mandi, Sempat Pingsan hingga Alami Kebutaan
Liu Dengfeng menyampaikan, pemerintah China sudah mengeluarkan perintah pada 3 Januari untuk membuang sampel Covid-19 di fasilitas tertentu yang tidak memenuhi persyaratan.
Hal ini dikarenakan penyakit ini menular dan sampelnya dibuang untuk "mencegah risiko terhadap keamanan biologis laboratorium, dan mencegah bencana sekunder yang disebabkan oleh patogen tak dikenal".
Dilansir dari Newsweek Jumat (15/5/2020), Liu menjelaskan, keputusan tersebut diambil usai SARS-CoV-2 digolongan sebagai Kelas II menurut penelitian dan rekomendasi para ahli.
Liu juga mengungkapkan jika hal tersebut mengharuskan "persyaratan yang jelas tentang pengumpulan, transportasi, penggunaan eksperimen, dan penghancuran patogen" guna menghindari kemungkinan kecelakaan atau kebocoran.
Namun, menurut Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, perintah China pada 3 Januari itu adalah upaya untuk menutupi tingkat penyebarannya.
Dia menuding negara yang dipimpin Xi Jinping tersebut menyensor penelitian mengenai Covid-19, dan berusaha memengaruhi upaya internasional untuk menangani penyakit itu.
"Partai Komunis China berusaha membatasi informasi tentang virus ini, tentang dari mana virus itu muncul, bagaimana mulainya, bagaimana menular antarmanusia, tentu saja melibatkan WHO untuk memperdalam alur cerita itu," kata Pompeo.
Liu langsung membela China, dengan menyebut jika UU kesehatan masyarakat China dengan jelas menetapkan bahwa lembaga yang tidak memenuhi persyaratan untuk menangani sampel semacam itu, harus memberikannya ke tempat penyimpanan yang memenuhi syarat untuk disimpan atau dihancurkan.
Dalam sebuah konferensi pers tersebut, Liu juga menerangkan jika pernyataan yang disebarkan pejabat AS murbi di luar konteks dan membuat bingung banyak orang.
"Pernyataan yang disebar oleh para pejabat AS ini murni di luar konteks dan sengaja membingungkan banyak orang," ujar Liu .
Badan Intelijen Pertahanan merevisi penilaiannya mengenai asal-usul pandemi virus corona pada 27 Maret, dengan memasukan kemungkinan bahwa hal tersebut dapat dimulai dari kecelakaan lab di Institut Virologi Wuhan, di samping teori awal yang berkembang bahwa virus bermula dari hewan.
Berdasarkan dari informasi laporan Badan Intelijen Pusat yang dikonfirmasi dua pejabat senior AS, Newsweek pun memberitakan bahwa Komunitas Intelijen percaya Beijing ikut menekan WHO untuk meremehkan pandemi ini pada Januari.