Ramadan 2020
Bayar Zakat Fitrah Pakai Uang atau Beras, Lebih Afdal yang Mana? Simak Penjelasan Ulama
Berikut penjelasan lebih afdal mana, bayar zakat fitrah pakai uang atau zakat fitrah pakai beras, untuk Ramadan 2020.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Menunaikan zakat fitrah adalah sebuah kewajiban yang harus ditunaikan setiap Muslim sesuai dengan tuntunan syariat Islam yang telah ditetapkan.
Zakat Fitrah adalah sedekah wajib yang telah ditentukan kadarnya.
Lalu, untuk Ramadan 2020 kali ini, lebih afdal mana, bayar zakat fitrah pakai uang atau zakat fitrah pakai beras?
Kewajiban seorang Muslim di bulan Ramadan bukan hanya menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.
Ada satu kewajiban lagi yang harus dilaksanakan untuk menyempurnakan ibadah tersebut yakni membayar zakat fitrah.
Kewajiban mengeluarkan adalah mencakup setiap individu Muslim yang menemui tenggelamnya matahari di akhir bulan Ramadan.
Batas waktu pembayaran zakat fitrah adalah sebelum salat Idul Fitri.
Syara' juga telah mengatur zakat fitrah dibayar dalam bentuk makanan pokok.
Jika di Indonesia biasanya adalah beras yang menjadi bahan pokok.
Namun, bisakah zakat fitrah tersebut dibayar dengan uang?
Berikut, penjelasan lebih afdal mana, bayar zakat fitrah pakai uang atau zakat fitrah pakai beras, untuk Ramadan 2020.
Seperti dijelaskan di NU Online lewat artikel berjudul http://www.nu.or.id/post/read/46326/menunaikan-zakat-fitrah-menggunakan-uang, Ada khilafiyah di kalangan fuqaha (ahli fiqih) dalam masalah penunaian zakat fitrah dengan uang.
Pertama, pendapat yang membolehkan.
Ini adalah pendapat sebagian ulama seperti Imam Abu Hanifah, Imam Tsauri, Imam Bukhari, dan Imam Ibnu Taimiyah. (As-Sarakhsi, al-Mabsuth, III/107; Ibnu Taimiyah, Majmu’ al-Fatawa, XXV/83).
Dalil mereka antara lain firman Allah SWT , "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka." (QS at-Taubah [9] : 103).
Menurut mereka, ayat ini menunjukkan zakat asalnya diambil dari harta (maal), yaitu apa yang dimiliki berupa emas dan perak (termasuk uang). Jadi ayat ini membolehkan membayar zakat fitrah dalam bentuk uang. (Rabi’ Ahmad Sayyid, Tadzkir al-Anam bi Wujub Ikhraj Zakat al-Fithr Tha’am, hal. 4).