Kasus Corona di Lampung
Klaster Temboro Dominasi Lonjakan, Pasien Corona di Lampung Tembus 101 Kasus
Dalam klaster ini, pasien-pasien memiliki riwayat kedatangan dari Pondok Pesantren Al Fattah, Desa Temboro, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Pasien tersebut memiliki perjalanan dari Gowa dengan gejala demam, batuk, sesak napas, dengan penyakit penyerta hipertensi dan jantung. Pada 10 Mei lalu, pasien tersebut meninggal dunia.
Ia positif berdasarkan hasil uji swab dari Palembang pada 18 Mei.
"Kalau hasil tracing tidak benar, maka tidak mungkin ada banyak kasus positif ini. Semua data dari tim surveillance ini benar, apa adanya," kata Reihana.
"Masyarakat jangan resah, karena kami telah bekerja dengan jujur," imbuhnya.
Ketahui Klaster
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bandar Lampung dr Aditya M Biomed menjelaskan tujuannya mengetahui klaster pasien adalah mempermudah identifikasi dan pendataan pasien bagi tenaga medis.
"Terutama untuk melihat hasil tracing oleh tim surveillance dalam mendata pasien. Dengan data yang akurat, maka akan mempermudah tim medis menemukan pasien untuk penyembuhan," katanya, Kamis.
Aditya mengungkapkan tracing (pelacakan) berdasarkan klaster dengan cara memeriksa dengan siapa saja si pasien berhubungan dalam 14 hari ke belakang.
Terkait penambahan drastis pasien positif dari klaster Temboro, Aditya menyebut sangat wajar.
Pasalnya, tradisi di pesantren sangat guyub.
"Jadi sangat sulit memang. Budaya di pesantren untuk melakukan sosial distancing, ini dilematis. Penyebaran virus bisa sangat mudah dengan cepat," ujar Aditya. "Apalagi mereka para santri yang usia remaja ini terkadang tidurnya berdekatan, sehingga proses pemindahan virus akan lebih gampang," sambungnya. (Tribunlampug.co.id/Bayu Saoutra)