Kuasa Hukum Ruslan Buton Kliennya Dipecat Bukan Karena Membunuh, Awalnya Karena Tangkap TKA China
"Itu jelas didesain dia harus dipecat. Pokoknya dia harus dipecat, kenapa? karena dia yang bikin TKA China disana susah masuk. Berarti direkondisikan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ada fakta menarik yang diungkap Tonin Tachta Singarimbun kuasa hukum Ruslan Buton seorang pecatan TNI Angkatan Darat yang menjadi sorotan publik, karena surat terbukanya yang meminta Jokowi turun dari jabatan presiden
Imbasnya, Ruslan Buton resmi ditahan Bareskrim Polri, Sabtu (30/5/2020).
Tonin Tachta Singarimbun mengaku kabar kliennya dipecat dari prajurit TNI AD karena tersandung kasus pembunuhan pada 2017 lalu, dinilai bernuansa politis.
Menurut dia, tahun 2017 lalu, Ruslan Buton diketahui masih menjabat sebagai Komandan Kompi sekaligus Komandan Pos Satgas SSK III Yonif RK 732/Banau.
Ketika menjabat, kliennya kerap bertindak tegas terhadap adanya Tenaga Kerja Asing (TKA) China masuk ke daerahnya.
• Eks Anggota TNI Ruslan Buton Ditangkap Polisi Seusai Tulis Surat Minta Jokowi Mundur
• Ruslan Buton Bunuh Petani Cengkeh, kemudian Bebas dan Minta Jokowi Mundur
• Sosok Ruslan Buton Eks Anggota TNI yang Minta Jokowi Mundur
"Jadi Ruslan itu pada 2017, dia tangkap TKA China yang di Maluku Utara, orang China bawa visa turis bekerja di perusahaan pertambangan.
Nggak usah ku kasih tau lah PT-nya. Dia tangkap karena dia komandan di daerah sana," kata Tonin kepada Tribunnews, Minggu (31/5/2020).
Ketika menangkap, Ruslan sempat dilobi petugas atau pejabat yang tidak disebutkan namanya agar melepaskan TKA China yang ditahan.
Bahkan saat itu, kliennya sempat disuap agar bisa melepaskan seluruh TKA tersebut.

Kuasa Hukum tersangka kasus kepemilikan senjata api ilegal Mayjen TNI Purn Kivlan Zen, Tonin Tachta Singarimbun di Pengadjlan Negeri Jakarta Selatan pada Jumat (23/8/2019). (Gita Irawan/Tribunnews.com)
"Kapten Ruslan selaku Komandan Operasional mengatakan 'kalau uang itu tidak ada kaitan dengan ke-5 TKA maka akan saya terima, tapi kalau uang tersebut untuk melepaskan ke-5 TKA maka akan saya tolak'," kata Tonin menirukan ucapan Ruslan saat itu.
Penolakan inilah yang diduga menjadi penyebab kliennya mulai diincar agar turun dari jabatannya.
Empat bulan setelahnya, markas sekaligus asrama TNI yang dipimpinnya diserang oleh seorang pria bernama La Gode.
Saat penyerangan itu, La Gode pun terbunuh saat mencoba menyerang markas TNI AD.
"Yang dibunuh ini (La Gode, Red) bukan petani.