Berita Nasional
Bripka MAP Bunuh Diri, Istri Tak Sanggup Melihat Jenazah Suami
Bripka MAP bunuh diri dengan cara menembak bagian leher hingga tembus ke bagian kepala.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TEBINGTINGGI - Seorang anggota polisi Bripka MAP tewas akibat bunuh diri.
Bripka MAP bunuh diri di rumah orang tuanya di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai, Rabu (3/6/2020).
Bripka MAP bunuh diri dengan cara menembak bagian leher hingga tembus ke bagian kepala.
Bripka MAP merupakan personel Polsek Rambutan, Polres Tebingtinggi.
Ia ternyata merupakan orang baru di lingkungan tersebut.
• Polisi Bunuh Diri di Bandar Lampung, Sang Ayah Membantah Sebut Brigadir AK Meninggal karena Sakit
• Pamit Jenguk Ortu Sakit, PNS Surabaya Malah Pesta Narkoba di Hotel
• Kulitnya Menghitam Setelah Terinfeksi Corona, Dokter di Wuhan Akhirnya Meninggal Dunia
• Warga Geger Temukan Kain Kafan di Pinggir Jalan, Teror Pocong Hantui Warga Purbalingga
Kapolsek Rambutan, Polres Tebingtinggi, AKP Hotman Samosir mengatakan, Bripka MAP dimutasi pada awal Mei 2020 lalu.
Hotman pun mengaku tak begitu mengenal sosok Bripka MAP.
Kendati demikian, sebagai anggotanya, Kapolsek menyampaikan tetap memberi penghormatan pada jenazah sampai ke tempat peristirahatan yang terakhir.
"Baru kenal, kami kan sama-sama pindah ke Polsek Rambutan awal Mei kemarin. Makanya gak gitu kenal. Soal penyelidikan tanya ke Polres Serdangbedagai-lah yang berwenang," ujarnya.
"Ini wilayah wewenang Polres Serdangbedagai, tapi sebagai pimpinan kita turut berduka dengan peristiwa ini. Kita akan hormati dan mengurus jenazah sampai akhir" jelasnya.
Selanjutnya, Bripka MAP akan diautopsi ke RS Bhayangkara Medan.
Jenazah diberangkatkan bersama keluarga menggunakan mobil ambulans RSUD Bhayangkara Medan.

Di RS Bhayangkara, terlihat sejumlah personel kepolisian ikut mengawal proses evakuasi jenazah.
Bripka MAP tewas bunuh diri menggunakan pistol miliknya dengan menembakkannya ke bagian leher.
Kejadian tersebut ia lakukan di rumah orangtuanya di Desa Gempolan, Kabupaten Serdangbedagai, Rabu (3/6/2020).
Sejumlah petugas dari beberapa satuan terlihat di RS Bhayangkara.
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai dihebohkan dengan peristiwa diduga bunuh diri seorang anggota polisi bernama Bripka MAP (35), Rabu (3/6/2020).
Ia bunuh diri dengan menggunakan pistol miliknya dan menembakkannya ke bagian leher yang tembus hingga kebagian kepala.
Peristiwa itu terjadi di rumah orangtuanya di Desa Gempolan.
Informasi yang dikumpulkan yang bersangkutan merupakan personel Polsek Rambutan Polres Tebingtinggi.
Mangara juga merupakan warga Kota Tebingtinggi.
Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab sehingga korban menghabisi nyawanya sendiri.
Kepala Desa Gempolan, Rosinta Sianturi yang diwawancarai www.tri bun-medan.com mengaku dirinya mendapat informasi bunuh diri ini sekira pukul 08.00 WIB.
Ia juga tidak mengetahui mengapa hal itu bisa dilakukan oleh yang bersangkutan.
Karena sehari-hari anggota Polri itu tinggal di Tebingtinggi ia pun tidak dikenal bagaimana sosoknya.
"Kutanya sama ibunya tadi enggak adanya pertengkaran. Ibunya juga kurang tahu kenapa anaknya begitu. Dia cuma datang ke rumah orangtuanya di sini. Bukan di sini dia itu tinggalnya," ujar Rosinta.
Ia mengaku begitu mendapat informasi dirinya langsung turun ke lokasi kejadian.
Saat itu ia juga dilarang oleh pihak kepolisian untuk masuk ke area dalam rumah.
Disebutnya kalau saat itu korban bunuh diri di dalam kamar.
Pihak kepolisian dari Polres Serdang Bedagai langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di rumah orangtua korban.
Selanjutnya jasad korban pun dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit Tebing Tinggi.
Kapolres Serdang Bedagai, AKBP Robin Simatupang sempat turun ke lokasi kejadian.
Istri Tak Sanggup Melihat Jenazah Bripka MAP
ISP, istri almarhum Bripka MAP, personel Polsek Rambutan yang tewas bunuh diri, tak kuasa menahan kesedihannya atas kematian suaminya.
Amatan Tribun, ISP terpaku di depan kamar jenazah RS Bhayangkara, Rabu (3/6/2020) malam.
Ia terlihat sempoyongan duduk dan matanya terlihat lebam karena terlalu banyak menangis.
ISP terlihat ditemani istri Kapolsek Rambutan AKP Hotman Samosir, dan keponakannya untuk menemaninya berbicara.
Ia mengakui hingga saat ini belum melihat mayat suaminya yang terbujur kaku di dalam ruangan jenazah RS Bhayangkara.
Ia tak sanggup menahan kesedihannya.
"Saya mau lihat tadi di lokasi, tapi dibilang bapak-bapak itu enggak boleh nanti ibu enggak tahan.
Sampai sekarang saya belum ada lihat (mayatnya). Enggak tahan saya lihat masuk ke dalam ruang autopsi pingsan nanti saya," tuturnya sambil menangis.
Ia mengetahui peristiwa tragis itu setelah dikabari oleh mertuanya.
Sang mertua menyebut dirinya akan menjadi janda.
Hal tersebut yang membuatnya syok dan langsung pingsan.
"Saya awalnya ditelepon sama mertua, katanya saya akan menjadi janda. Di situ saya sangat sedih, mau pingsan.
Saya kira kecelakaan, kaget, bahkan sekarang belum saya lihat itu mayatnya," tuturnya.
ISP mengakui dirinya tidak mengetahui masalah suaminya hingga akhirnya nekat bunuh diri.
Ia pun tak mengetahui bahwa suaminya pulang ke rumah orangtuanya di Desa Gempolan, Kabupaten Serdangbedagai.
"Enggak ada berselisih, enggak ada masalah yang enggak diselesaikan. Bahkan saya tidak tahu kalau suami saya berangkat ke rumah ibunya. Semalam hari Selasa lah dia berangkat dari rumah siang. Sempat makan siang dulu," tuturnya. (Tribun Medan)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Istri Personel Polisi yang Bunuh Diri, Tak Sanggup Lihat Jenazah Sang Suami di RS Bhayangkara" dan "Sosok Bripka MAP yang Bunuh Diri, Orang Baru di Polsek Rambutan"