Berita Nasional
Dikritik Soal Utang Negara, Luhut Tantang Bertemu, 'Enggak Usah Ngomong di TV-lah, Ketemu Saya Sini'
"Enggak usah ngomong di TV-lah, ketemu saya sini. Nanti dia kasih angkanya, saya tentara walaupun bukan lulusan ekonomi, saya bisalah jawab itu. Tapi,
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Terus dikritik mengenai utang negara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan geram.
Luhut pun menantang pengkritik utang negara, untuk bertatap muka dengannya.
Ia mengaku ingin berbincang langsung terkait penambahan utang negara selama pandemi virus corona atau Covid-19.
"Jadi kalau ada yang mengkritik kami, sini saya juga pengin ketemu. Jadi jangan di media sosial saja. Nanti ketemu kami, ngomong," ujarnya melalui diskusi virtual, Jakarta, Selasa (2/6/2020).
Rupanya berita tantangan dari menteri Luhut terbaca oleh Guru Besar Universitas Indonesia, Djamester Simarmata.

• Bukan utang Tapi Ini Saran Bank Dunia Agar Ekonomi Indonesia Tumbuh dan Bangkit
• Posisi Utang Indonesia Kini Melonjak 2 Kali Lipat, Pemerintah Masih Cari Utangan Baru Tutupi Devisit
• Berutang Akibat Corona, Artis Yati Surachman: Dikira Bintang Film Pasti Punya Banyak Duit
Ia pun dengan tegas menyatakan bahwa apa yang dikatakan Luhut soal utang bisa diperdebatkan.
Bahkan, dia meminta waktu khusus untuk dipertemukan dengan Luhut untuk membahas terkait utang negara itu.
"Caranya gimana? Saya termasuk yg tdk setuju. Tolong ditentukan waktunya, saya persiapkan bahan!," tulis Djamester Simarmata di akun Twitternya, dilihat Wartakotalive.com, Jumat (5/6/2020)
Dr. Djamester Simarmata adalah salah satu staf pengajar di Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi UI.
Dia menuliskan kembali, bahwa dirinya pernah menulis jurnal khusus tentang utang negara pada tahun 2007.
Di sana, dia sudah melakukan penghitungan dengan cermat kaitan utang dngan pendapatan domestik bruto atau PDB.
"Ttg utang. Dlm Jurnal Ekonomi, no. 1 tahun 2007, paper saya dlm Kongres ISEI di Manado diterbitkan, hal 1-24. Di situ sy hitung, tingkat utang sustainable 29,2% PDB, total utang dlm negeri dan luar negeri. Kemkeu anggap itu hanya ULN. Data 2019 total utang DN+LN telah > 60%," tulisnya.

Djamester menegaskan, dirinya tidak hanya mengkritik kebijakan pemerintah tanpa ada argumen.
Sebaliknya, ia mengklaim punya data dan kritik yang diberikannya adalah berdasarkan kajian mendalam.
"Saya tidak hanya kritik, tetapi dengan data dan perhitungan. Sy tidak akan mau teriak2 tanpa ada dasar."