Berita Nasional

Mbak Tutut Akhirnya Ungkap Pesan Soeharto Saat Dikhianati Anak Buah

Kisah itu dituliskan Mbak Tutut lewat situs pribadinya tututsoeharto.id, pada Sabtu (7/6/2020).

Editor: taryono
Istimewa via Tribun Timur
Ilustrasi. Mbak Tutut Akhirnya Ungkap Pesan Soeharto Saat Dikhianati Anak Buah 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - 99 tahun silam, tepatnya tanggal 8 Juni 1921 menjadi hari kelahiran Presiden Republik Indonesia Kedua Soeharto.

Mengenang pria yang lahir di Kemusuk, Bantul, Yogyakarta, itu Siti Hardijanti Rukmana atau Mbak Tutut, anak kedua dari Soeharto, mengenang sikap ayahnya jelang lengser di tahun 1998.

Kisah itu dituliskan Mbak Tutut lewat situs pribadinya tututsoeharto.id, pada Sabtu (7/6/2020).

Walau di tengah tekanan, Presiden Soeharto katanya tetap meminta dirinya maupun seluruh keluarga besarnya untuk bersabar.

Usai Mundur dari Jabatan Presiden, Sejumlah Pemimpin Negara Tawarkan Negaranya Lindungi Soeharto

Unggah Foto Masa Muda Prabowo, Akun @titiksoeharto: Ada yang Kenal?

Foto-foto Terbaru Tata Cahyani Mantan Istri Tommy Soeharto, yang Kini Sudah Menikah Lagi

Lama Tak Terekspos, Begini Kondisi Makam Soeharto dan Ibu Tien

Begitu juga ketika situasi negara dalam keadaan darurat dengan aksi massa yang berubah menjadi kerusuhan.

Soeharto diungkapkan Mbak Tutut juga menenangkan mereka ketika dikhianati.

Para menterinya diungkapkan Mbak Tutut turut mendesak Soeharto untuk lengser dari jabatan presiden ketika itu.

"Yang lebih menyakitkan, sekelompok pembantu bapak pada saat bapak menjadi presiden, melakukan tindakan yang sangat tidak etis, yaitu akan mengundurkan diri dari jabatan Menteri kalau bapak tetap jadi Presiden," ungkap Mbak Tutut.

"Mungkin mereka berfikir, mereka akan bisa menguasai Indonesia, setelah bapak tidak jadi Presiden," tambahnya.

Ketika itu lanjutnya, Soeharto menasehati mereka untuk tetap sabar dan jangan menyimpan dendam.

Menurut sang ayah, dendam tidak menyelesaikan masalah dan justru akan semakin banyak korban berjatuhan.

Presiden Soeharto pun berpesan pada mereka agar tidak membiarkan rakyat menjadi korban hanya untuk mempertahankan kedudukannya menjadi Presiden.

"Walau diberikan nasehat itu, tentu emosi kami tetap tersulut dengan hujatan-hujatan tak berdasar itu. Berat rasanya hati ini menerima tekanan saat itu yang ditujukan pada bapak," kenang Mbak Tutut.

"Karena kami tahu keseharian bapak. Tuduhan dan perlakuan terhadap Bapak, sudah melampaui batas," jelasnya.

Berikut kisah Presiden Soeharto selengkapnya : 

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved