Krisis Ekonomi di Venezuela, Mau Beli Beras Harus Bawa Uang Sekoper

Mereka menempatkan kenaikan harga bulanan pada 38,6 persen, lebih dari klaim majelis, dan inflasi sejak awal 2020 sebesar 296 persen, kurang dari yang

Editor: Romi Rinando
Reuters
Sabun 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID  - Venezuela tengah mengalami invlasi. Dalam sebuah pernyataan, badan legislatif total inflasi di pada Mei mencapai 15 persen, dibandingkan dengan 80 persen pada April.

 Sejak awal tahun, harga-harga telah naik lebih dari 400 persen.

Tetapi inflasi tahun-ke-tahun sebenarnya telah turun dari 4.210 persen pada bulan April lalu.

"Ini bukan regresi," kata legislator Rafael Guzman, anggota komisi keuangan, sebagaimana dilansir Vaalweekblad.com, Selasa (9/6).

Dia menyalahkan angka pada "penurunan konsumsi" karena pandemi coronavirus.

Alami Krisis Ekonomi Parah, Masyarakat Venezuela Terpaksa Konsumsi Daging Busuk!

Mata Uang Venezuela Jatuh Terpuruk, Seorang Pemuda Sulap Uang Kertas Jadi Barang Kerajinan

Mahkamah Agung Venezuela Digranat dari Udara

 

Karena kurangnya angka yang diterbitkan oleh pemerintah Presiden Nicolas Maduro, Majelis Nasional telah mengeluarkan statistik sendiri sejak 2017.

Bank Sentral negara itu memang menerbitkan beberapa angka pada hari Senin.

Mereka menempatkan kenaikan harga bulanan pada 38,6 persen, lebih dari klaim majelis, dan inflasi sejak awal 2020 sebesar 296 persen, kurang dari yang diberikan oleh legislatif.

Venezuela yang dilanda krisis telah dalam resesi selama lebih dari enam tahun, dan mata uangnya telah dihancurkan.

Pada akhir April, pemerintah menaikkan upah minimum sebesar 78 persen, termasuk kupon makanan wajib. Ini adalah kenaikan yang kedua tahun ini, tetapi upah minimum masih sekitar $ 4 atau setara kurang lebih Rp50 ribu.

Jumlah ini hampir tidak cukup untuk membeli satu kilogram daging.

Akhir tahun lalu, Venezuela mengalami 9.500 persen, menurut Bank Sentral, meskipun Majelis Nasional menetapkan angka di 7.300 persen.

Sebelumnya pada 2018 Venezuela juga telah mengalami hiperinflasi parah. 

Dan waktu itu mereka telah mendevaluasi mata uangnya sekitar 95 persen menjelang peluncuran bolivar (mata uang venezuela) baru sebagai bagian dari rencana pemulihan untuk mengurangi tingkat hiperinflasi di negara tersebut.

Berikut ini adalah gambaran betapa mengerikannya krisis ekonomi yang dilanda Venezuela akibat dari hiperinflasi negara tersebut pada 2018:

Sumber: Intisari Online
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved