Cita-cita Dyah Etika Widayana Sari Menjadi Wanita Karir Terwujud: Ingin Bahagiakan Orangtua

Kini Dyah telah menjadi Manager Fungsi Pelaksanan dan Pengembangan UMKM Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung.

Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi Pribadi
Dyah Etika Widayana Sari. Cita-cita Dyah Etika Widayana Sari Menjadi Wanita Karir Terwujud: Ingin Bahagiakan Orangtua 

Laporan Reporter Tribun Lampung Jelita Dini Kinanti

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Menjadi wanita karir adalah cita-cita Dyah Etika Widayana Sari yang terwujud.

Kini Dyah telah menjadi Manager Fungsi Pelaksanan dan Pengembangan UMKM Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung. 

Dyah menjadi Manager Fungsi Pelaksanan dan Pengembangan UMKM sejak Maret 2020.

Ini adalah ketiga kalinya Dyah menjadi Manager di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung.

Sebelumnya di tahun 2011-2016 menjadi Manager (Sekretaris Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung).

Kemudian di tahun 2016-Maret 2020 menjadi Manager Fungsi Data dan Statistik Ekonomi Moneter.

"Bisa menjadi seorang Manager merupakan pencapaian saya. Ini tidak terlepas dari doa orangtua dan keluarga, serta kerjasama dengan rekan-rekan kerja saya. Selain itu ini juga tidak terlepas dari bimbingan pimpinan," kata wanita kelahiran Magelang 24 September 1970 ini.

Selama menjadi Manager Fungsi Pelaksanaan dan Pengembangan UMKM, Dyah mengemban tugas yang sejalan dengan tugas tunggal Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, yang tercermin dari 2 hal yakni inflasi dan nilai tukar.

Kaitannya dengan Inflasi, FPPU (Fungsi Pelaksanaan dan Pengembangan UMKM), mengambil peran agar Bank Indonesia bisa berkontribusi nyata untuk turut menjaga inflasi yang rendah dan  stabil. 

Sehingga yang dilakukan yaitu dengan pengembangan klaster-klaster ketahanan pangan seperti klaster padi, bawang, dan sapi.

Sebab ketiganya adalah komoditas penyumbang inflasi di Provinsi Lampung.

Kemudian kaitannya dengan nilai tukar rupiah, dimana kestabilan nilai rupiah dapat terjadi jika punya cadangan devisa cukup, yang dapat diraih dengan cara mendorong ekspor atau turunkan ekspor. 

Maka FPPU berperan dalam mendorong UMKM yang memeliki potensi produk ekspor seperti  kopi dan tapis.

Untuk tapis dilakukan inovasi agar dapat diterima menjadi produk ekspor.

Mereka dibantu dari sisi promosi, kurasi dan diikutsertakan dalam event besar seperti  pameran di Festival Syariah, ISEF, dan IKRA. 

Begitu juga UMKM binaan Bank Indonesia yang mempunyai  produk F&B (Food & Beverage) disupport dengan mengikutsertakan dalam pelatihan-pelatihan dan bantuan teknis.

Seperti digital marketing, dan teknik promosi melalui sosial media. 

Selain itu FPPU juga mendukung kemandirian usaha pondok pesantren dengan melakukan bantuan teknis (bantek), mengikutsertakan dalam pelatihan dan bimbingan. 

Agar tugas itu bisa terlaksana dengan baik, Dyah selalu berusaha untuk membangun tim yang kompak, karena Dyah tahu, salah satu yang membuat tugas itu bisa terlaksana dengan baik adalah kekompakan tim.

"Kalau tugas bisa terlaksana dengan baik, cepat dan bisa sesuai dengan target, saya sangat bersyukur danrasanya hati ini lega sekali. Kalau tidak, rasanya pasti sedih," kata wanita berhijab itu.

Dyah juga selalu berkomitmen untuk bekerja dengan ikhlas, jujur dan menjunjung tinggi Integritas.

Selain itu Dyah juga berkomitmen bekerja cerdas, kreativitas, empati, peduli, dan mengutamakan bekerja secara sinergi/kerjasama, 

Kemudian selalu siap melaksanakan setiap tugas yang diberikan pimpinan, bekerja dengan disiplin, penuh tanggung jawab serta selalu berdoa kepada Allah SWT untuk diberi kemudahan dan kelancaran dalam setiap urusan.  

Dyah juga selalu berusaha menjalin hubungan baik dengan rekan kerja, karena merupakan salah satu faktor penting untuk terbntuknya tim yang solid dan produktif dalam bekerja.

Kedekatan dan hubungan yang baik akan menumbuhkan rasa percaya yang akan menimbulkan suasana kerja lebih nyaman dan menyenangkan.

Kunci dari kedekatan itu adalah komunikasi yang baik, menjadikan rekan kerja sebagai sahabat, menjadi pendengar yang baik, dan selalu komunikatif dengan selalu menyapa menanyakan kabar.

Selain itu juga harus peduli dalam hal apapun, dan menjalin hubungan baik dalam pekerjaan dikantor maupun diluar kantor termasuk dengan keluarganya. 

Hubungan baik dan menjalin komunikasi juga Dyah lakukan di masyarakat.

Dari hubungan dan komunikasi itu, Dyah jadi mendapatkan banyak kenalan dan relasi baru.

Ingin Bahagiakan Orangtua

Dyah bercita-cita menjadi wanita karir bukan hanya karena Dyah ingin mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang dimiliki, tapi juga karena Dyah ngin membantu meringankan orang tua dan membahagiakan keduanya. 

Selain itu Dyah ingin mandiri secara finansial untuk mendukung kondisi ekonomi pribadi dan keluarga, ingin memberikan masa depan yang lebih baik bagi putra-putrinya.

Misalnya jika kondisi terburuk suami kehilangan pekerjaan atau meninggal dunia, maka keamanan finansial wanita dan keluarganya tentu akan terancam.

"Namun kalo wanita bekerja tentu tidak perlu khawatir mengenai finansial," terangnya.

Selain itu jika suami dan istri bekerja akan menciptakan stabilitas keuangan yang baik dalam keluarga dan dapat menikmati kehidupan yang lebih baik bersama.

Namun Dyah tidak menampik, selama menjadi wanita karir Dyah sering merasa sedih ketika keluarga menginginkan kehadirannya, namun Dyah tidak bisa karena tidak dapat meninggalkan pekerjaan. 

"Memang tuntutan pekerjaan sering kali menyita waktu dan pikiran. Apalagi dengan  banyaknya tanggung jawab di tempat kerja, seperti ada deadline, rapat, target yang harus dicapai, sering membuat saya tidak dapat tepat waktu kembali ke rumah untuk berkumpul dengan keluarga," ujar Dyah. 

Namun Dyah bersyukur di zaman sekarang dengan teknologi yang ada, orang-orang dipermudah untuk saling berkomunikasi melalui gadget.

Dengan gadget Dyah dan keluarganya bisa saling memberi kabar.

Dyah selalu berusaha memanage dan meluangkan waktu untuk keluarga.

Seperti dengan menjadikan weekend sebagai family time, untuk berkunjung ke rumah orangtua, olahraga bersama, makan di luar, atau sekedar santai main musik dan nyanyi bersama.

Dyah dan keluaraganya juga sering merencanakan liburan bersama.

"Selain itu Alhamdulillah masih bisa bersama dengan keluarga melakukan kegiatan sosial, berupa berbagi kepada siapa saja  yang membutuhkan. Jadi kegiatan sosial pun merupakan waktu kebersamaan kami," kata Dyah.(Tribunlampung.co.id/Jelita  Dini Kinanti)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved