Pilkada Metro 2020
Djohan Minta Izin dengan Keluarga Maju Pilwakot Metro: Ridho Istri Berkah
Ketua DPC Demokrat Kota Metro Djohan menyatakan siap kembali maju sebagai bakal calon wali kota pada 9 Desember 2020.
Penulis: Indra Simanjuntak | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, METRO - Minta izin dengan keluarga, Ketua DPC Demokrat Kota Metro Djohan menyatakan siap kembali maju sebagai bakal calon wali kota pada 9 Desember 2020.
"Saya sudah pamit dengan orang rumah untuk maju. Itu sudah jadi prinsip dan kebiasaan saya. Bahkan setiap mau berangkat kerja pun saya selalu izin dengan keluarga. Pak Kiai kan bilang, ridho dari istri itu berkah. Jadi saya mohon doa restu," bebernya saat silaturahmi bersama Pemimpin Umum Hadi Prayogo, Pemimpin Redaksi Andi Asmadi, beserta manajer dan staf Tribun Lampung, Rabu (24/6/2020).
Ia menceritakan, telah merintis karir dari golongan bawah selaku birokrat hingga menjadi wakil wali kota.
Bahkan tiga kali mengikuti pilkada.
Yakni mulai 2005-2010 sebagai wakil wali kota, 2010-2015 sebagai wali kota, dan 2015-2020 kembali dipercaya sebagai wakil wali kota.
"Ada banyak hal yang ingin saya perbuat untuk Metro, itu kenapa saya mau kembali maju sebagai wali kota. Karena saya memang asli Metro. Terutama mengembalikan uang kepada masyarakat dalam bentuk pembangunan, dari yang dikelola pemerintah," imbuhnya.
• Djohan Yakinkan PKB untuk Mengusungnya di Pilwakot Metro 2020
• Muswil PAN, Sosok Tokoh yang Diharapkan Dapat Menahkodai DPW PAN Lampung
• Sisa Anggaran Pilwakot hanya Sampai Juli, KPU Minta Pemkot Segera Cairkan Anggaran
Dikatakannya, tiga kali mengikuti pilkada dirinya berangkat dari PNS.
Saat ini atau yang keempat, akan berangkat melalui Demokrat.
Dari persentase suara untuk bisa mencalonkan diri, partainya harus berkoalisi dengan partai politik (parpol) lainnya.
"Alhamdullilah, kita sudah jajaki, ada yang sudah bersikap seperti PDIP dan Nasdem. Tapi ada juga yang belum seperti Golkar, PKB, PKS, dan PAN. Begini, dulu saya maju sebagai wakil itu atas pertimbangan dan hitungan yang matang. Saya ini orang keuangan," bebernya.
Ia mengaku, politik sangat penuh dengan dinamika. Dimana bisa berubah-ubah.
"Pagi bisa A sore berubah B. Saya percaya, dengan kalkulasi yang matang, kita akan berkoalisi dengan parpol lain. Bukan menggurui, tapi hitung-hitungan itu wajib dalam politik," bebernya.
Dengan pengalaman tersebut juga, Djohan mengaku selalu menjaga keutuhan pasangan kepala daerah.
Meski banyak kepala daerah yang putus di tengah jalan atau pecah kongsi sebelum masa jabatan berakhir.
"Ini saya jujur, waktu dengan Pak Lukman 2010 kita baik-baik. Hanya pas mau pencalonan saja. Karena dua-duanya nyalon. Wajar lah. Sekarang saya dengan Pak Pairin pun baik. Saya selalu menjaga dan akan mengakhiri dengan baik jabatan yang saya pegang," tuturnya.
