Tribun Lampung Selatan
Kisah Suhadi Membangun Kelompok Peternakan Sapi di Lamsel, Bentuk Badan Usaha hingga Jadi Mitra
Suhadi berhasil menjadi penggerak bagi warga kampungnya untuk mengembangkan peternakan sapi skala besar.
Penulis: ahmad robi ulzikri | Editor: Reny Fitriani
Maka tahun 2008, pria lulusan SMK Diponegoro Tanjung Bintang tersebut berinisiatif membentuk sebuah kelompok tani yang beranggotakan 20 orang.
Di tahun 2008 itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung menyelenggarakan
“Sarasehan Peternak Tingkat Provinsi Lampung” yang juga dihadiri para peternak dari Kabupaten/Kota se Provinsi Lampung.
Sejak saat itulah dirinya mulai kenal dengan stakeholder di bidang peternakan. Ia kemudian menjadi sukarelawan di puskesmas.
Kemudian pada 2011 Tanjung Sari dicanangkan sebagai pembibitan sapi peranakan ongole (PO) di Lampung Selatan.
Berkat relasi yang didapat sejak menjadi petugas sukarelawan, kelompok tani yang diinisiasinya berhasil memperoleh bantuan pemerintah melalui program unit pengelolaan pupuk organik (UPPO).
Kelompoknya mendapat bantuan gedung untuk mengelola pupuk dan mendapat 35 ekor sapi.
Dari situlah Suhadi dan rekan kelompoknya mulai mengembangkan bantuan dari pemerintah.
Sapi pribadi milik Suhadi yang tadinya hanya berjumlah 2 ekor, kini berjumlah 50 ekor.
Sementara sapi bantuan dari pemerintah yang semula 35 ekor berkat pengelolaan dari kelompok tersebut kini berkembang menjadi ratusan ekor.
Sadar pentingnya sebuah wadah untuk mengembangkan peternakan, akhirnya pada tahun 2012 Suhadi mebentuk Asosiasi Peternak Sapi PO Tanjungsari.
Melalui asosiasi tersebut Suhadi memotivasi teman-teman pertenak lain untuk dapat berternak dengan baik.
Berkat inisiasi Suhadi inilah akhirnya pada tahun 2013 Bank Indoneisa (BI) bisa masuk untuk melakukan bimbingan karena para peternak sudah teroganisir dengan baik.
BI menyebutnya dengan klaster sapi PO.
Tahun 2014, para peternak yang tergabung di Asosiasi Peternak Sapi PO Tanjungsari dan peternak lain yang belum bergabung dengan asosiasi sepakat membentuk Badan Usaha Milik Petani dalam bentuk koperasi yang saat ini diberi nama Koperasi Produksi Ternak (KPT) Maju Sejahtera.