Tribun Lampung Selatan
Kisah Suhadi Membangun Kelompok Peternakan Sapi di Lamsel, Bentuk Badan Usaha hingga Jadi Mitra
Suhadi berhasil menjadi penggerak bagi warga kampungnya untuk mengembangkan peternakan sapi skala besar.
Penulis: ahmad robi ulzikri | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMSEL - Meski cuma lulusan SMA, Suhadi berhasil menjadi penggerak bagi warga kampungnya untuk mengembangkan peternakan sapi skala besar.
Saat ini, ia memimpin 38 kelompok peternak sapi di bawah naungan Koperasi Produksi Ternak Maju Sejahtera Kecamatan Tanjungsari, Lampung Selatan.
Mereka juga telah bermitra dengan pihak Australia.
Saat ini yang bergabung ada 38 kelompok masing-masing kelompok 20 orang.
Total populasi sapi PO yang ada di koperasi sebanyak 2.883 ekor.
Sedangkan total populasi sapi PO di Tanjungsari itu hampir 3.600 ekor.
Pria 32 tahun ini lahir dari keluarga petani.
• Cerita Wanita Asal Bandar Lampung Sukses Bisnis Pelembab Beeme, Sheyla Kini Punya 290 Reseller
• Jubir Covid-19 Bandar Lampung Tegaskan 16 Warga yang Positif Corona di Panjang Bukan Klaster
• Bayi dan Ayah Ibunya Positif Covid-19, Ledakan 16 Kasus Corona Satu Keluarga di Panjang
Sejak kecil Suhadi terbiasa mengurusi ternak.
Karena kondisi ekonomi, ia hanya bisa menamatkan sekolah sampai jenjang SMA.
Seusai tamat SMA, ia sempat bekerja di perusahaan produk pertanian selama tiga tahun.
Memasuki tahun keempat ia memutuskan berhenti.
Saat berhenti itu ia kerap mengamati kondisi kampungnya di Desa Wawasan Tanjung Sari.
Ia melihat warga desa sebagian besar beternak sapi, namun tidak ada bantuan usaha datang.
Ia akhirnya memutuskan untuk menserius peternakan sapi agar bisa menolong warga.
Dari proses yang dijalani, ia menyadari bahwa bantuan pemerintah bisa datang jika peternak terorganisir dalam sebuah kelompok.
Maka tahun 2008, pria lulusan SMK Diponegoro Tanjung Bintang tersebut berinisiatif membentuk sebuah kelompok tani yang beranggotakan 20 orang.
Di tahun 2008 itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung menyelenggarakan
“Sarasehan Peternak Tingkat Provinsi Lampung” yang juga dihadiri para peternak dari Kabupaten/Kota se Provinsi Lampung.
Sejak saat itulah dirinya mulai kenal dengan stakeholder di bidang peternakan. Ia kemudian menjadi sukarelawan di puskesmas.
Kemudian pada 2011 Tanjung Sari dicanangkan sebagai pembibitan sapi peranakan ongole (PO) di Lampung Selatan.
Berkat relasi yang didapat sejak menjadi petugas sukarelawan, kelompok tani yang diinisiasinya berhasil memperoleh bantuan pemerintah melalui program unit pengelolaan pupuk organik (UPPO).
Kelompoknya mendapat bantuan gedung untuk mengelola pupuk dan mendapat 35 ekor sapi.
Dari situlah Suhadi dan rekan kelompoknya mulai mengembangkan bantuan dari pemerintah.
Sapi pribadi milik Suhadi yang tadinya hanya berjumlah 2 ekor, kini berjumlah 50 ekor.
Sementara sapi bantuan dari pemerintah yang semula 35 ekor berkat pengelolaan dari kelompok tersebut kini berkembang menjadi ratusan ekor.
Sadar pentingnya sebuah wadah untuk mengembangkan peternakan, akhirnya pada tahun 2012 Suhadi mebentuk Asosiasi Peternak Sapi PO Tanjungsari.
Melalui asosiasi tersebut Suhadi memotivasi teman-teman pertenak lain untuk dapat berternak dengan baik.
Berkat inisiasi Suhadi inilah akhirnya pada tahun 2013 Bank Indoneisa (BI) bisa masuk untuk melakukan bimbingan karena para peternak sudah teroganisir dengan baik.
BI menyebutnya dengan klaster sapi PO.
Tahun 2014, para peternak yang tergabung di Asosiasi Peternak Sapi PO Tanjungsari dan peternak lain yang belum bergabung dengan asosiasi sepakat membentuk Badan Usaha Milik Petani dalam bentuk koperasi yang saat ini diberi nama Koperasi Produksi Ternak (KPT) Maju Sejahtera.
Saat ini yang bergabung ada 38 kelompok masing-masing kelomok 20 orang. Total populasi sapi PO yang ada di koperasi sebanyak 2.883 ekor.
Sedangkan total populasi sapi PO di Tanjungsari itu hampir 3.600 ekor.
Suhadi mengatakan tujuan pertama membuat koperasi tersebut adalah untuk memutus mata rantai penjualan yang sebelumnya tidak menguntungkan peternak.
"Selama ini peternak tak untung karena kalah dengan tengkulak," katanya.
Dengan kegigihan Suhadi inilah akhirnya pada tahun 2015 berkesempatan mengikuti pelatihan selama 6 minggu di Australia.
Di sana ia mengikuti pelatihan dalam program Australia Awards Indonesia: Short Course Award.
Dan sejak 2017 KPT Maju Sejahtera telah bekerjasama dengan Australia melalui program Indondesa-Australia Comercial Cattle Breeding Program (IACCB) dan Indonesia-Australia Partnership on Food Scurity in the Red Meat and Cattle Sector (the Partnership) hingga sekarang.
Kegigihan suhadi mengangkat potensi kampung halamannya ini juga mendapat apresiasi dari para anggota kelompok peternak lainnya yang tergabung dalam koperasi KPT Maju Sejahtera.
“Pak Suhadi itu orangnya semangat untuk membina anggotanya, dia selalu memotivasi dan menekankan bahwa koperasi itu baik utntuk mengangkat potensi ternak Tanjungsari,” kata Agustinus (40), salah satu anggota koperasi KPT Maju Sejahtera.
Seperti halnya Agustinus, Sukijo (35) juga meilai sikap yang dimiliki Suhadi yang bagus dalam menyususn birokrasi membuat para anggota koperasi mempercayainya.
“Dia itu bijaksana, baik, terutama dalam birokrasi kepada anggota juga adil sehingga kami percaya bisa bersama-sama memajukan peternakan di Tanjungsari,” jelasnya.(Tribunlampung.co.id/ahmad robi ulzikri)