Gejala dan Faktor Risiko Diabetes Militus Tipe Dua yang Bisa Sebabkan Kematian
Diabetes melitus tipe dua yang sering disebut masyarakat sebagai diabetes, dan yang menjadi salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Jelita Dini Kinanti
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Diabetes melitus merupakan penyakit yang menjadi momok bagi masyarakat.
Sebab diabetes melitus adalah salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
dr Ira Laurentika, Sp.PD dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek mengatakan, diabetes melitus adalah kondisi kadar gula darah tinggi di dalam darah.
Diabetes melitus sebenarnya ada dua jenis, yakni diabetes melitus tipe satu yang biasanya terkena sejak masih lahir.
Diabetes melitus tipe satu disebabkan pankreasnya tidak dapat memproduksi insulin dengan cukup.
Namun diabetes melitus tipe satu jarang sekali terjadi.
• Diminum Setiap Pagi, Ramuan Herbal Ini Bisa Bantu Mengontrol Diabetes!
• Tips Bersepeda yang Benar untuk Tingkatkan Imunitas Tubuh
• Manfaat Minum Air Hangat Dicampur Perasan Lemon saat Bangun Tidur Pagi
Paling sering terjadi adalah diabetes melitus tipe dua yakni diabetes yang terjadi karena pankreasnya mengeluarkan insulin dengan cukup.
Namun seiring berjalannya waktu, tubuhnya tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.
Diabetes melitus tipe dua yang sering disebut masyarakat sebagai diabetes, dan yang menjadi salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Beberapa dekade yang lalu, diabetes melitus tipe dua sering terjadi pada usia 40 tahunan ke atas.
Namun seiring berjalannya waktu, usia muda juga banyak terkena diabetes melitus tipe dua karena faktor gaya hidup.
dr Ira sendiri pernah bertemu dengan pasien diabetes melitus tipe dua usia 28 tahun.
Ketika umur 33 tahun mengalami komplikasi.
Faktor risiko diabetes melitus tipe dua adalah genetik, yakni jika orangtua memiliki diabetes melitus tipe dua, anaknya juga berisiko mengalami diabetes melitus tipe dua.
Faktor risiko lain adalah saat seseorang mengalami overweight atau obesitas, dan orang-orang golongan sedentariy, yakni orang-orang yang mager (malas gerak).
Orang-orang ini adalah orang-orang yang aktivitas sangat kurang.
Kalau sudah memiliki faktor risiko, makanan apapun yang dimakan bisa berisiko tinggi membuatnya terkena diabetes.
Untuk itu saat akan makan penting tahu jumlah kalori dan jenis makanan yang dimakan.
Namun sebaiknya hindari simple sugar yang biasanya banyak terdapat pada minuman manis.
Kemudian jangan berlebihan makan karbohidrat sederhana seperti nasi dan roti yang terbuat tepung biasa (bukan tepung gandum).
Gejala diabetes melitus tipe dua adalah gejala klasik yakni 3P yakni poliuri (banyak buang air kecil), polidipsi (mudah haus), dan poliphagi (mudah lapar).
Gejala klasik lain adalah penurunan berat badan walaupun makan terus menerus.
"Namun makin kesini, gejala klasik tersebut tidak selalu semuanya muncul. Misalnya hanya dua yang muncul. Tapi meski tidak semua gejala klasik muncul, buka berarti tidak terkena diabetes melitus tipe dua," kata dr Ira. (Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)