Video Berita
VIDEO Uya Kuya Anggap Julukan 'Raja Setingan' sebagai Pujian
Mendapat julukan sebagai "Raja Setingan" bagi presenter Uya Kuya adalah sebuah pujian. Demikian dikatakannya dalam vlog di kanal YouTube SULE Channel
Penulis: ikhsan dwi nur satrio | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Video YouTube Mendapat julukan sebagai "Raja Setingan" bagi presenter Uya Kuya adalah sebuah pujian.
Demikian dikatakannya dalam vlog di kanal YouTube SULE Channel.
"Mau Deddy Corbuzier atau netizen yang bilang gue raja setingan berarti mereka memuji gue bro. Berarti gue diakui raja settingan," kata Uya Kuya pada Sule, seperti dikutip Kompas.com, Jumat (26/6/2020).
Menurut padangan Uya Kuya, raja setingan yang ditujukan untuknya. itu diartikan sebagai seseorang yang cakap mengatur segala sesuatu dalam kehidupannya.
Hingga akhirnya, terbukti Uya Kuya mencapai titik kesuksesan.
Tonton videonya di bawah ini.
"Nah setingan itu kan bahasa Inggris dari pengaturan. Pengaturan artinya direncanakan. Hidup lu sekarang bisa sukses karena diatur kan," tutur Uya Kuya.
"Diseting, kayak anak lu Iky (Rizky Febian) main musik karena direncanakan, diarahkan. Orang yang sukses pasti hidupnya harus di-setting dan direncanakan," kaya Uya melanjutkan.
Alasan itulah yang membuat Uya Kuya menganggap semua komentar itu sebagai bentuk pujian atas keberhasilan yang dia raih hingga saat ini.
• VIDEO Dul Jaelani Terkesan dengan Kecantikan Putri Parto Patrio
• VIDEO Anang Akui Sempat Minder Dekati Ashanty yang Masih Muda
• Cerita Warga Lamtim Sukses Buat Pesawat Remote Jenis Boeing, Firman Belajar Otodidak dari YouTube
• Resep Masakan Nasi Kebuli Daging Sapi, Bahan dan Cara Buat Nasi Kebuli Daging Sapi
"Mereka memuji gue. Kita ini orang-orang sukses karena hidup kita di-setting, direncanakan dengan baik. Bikin program apa, tujuannya apa, goal penontonnya apa, direncanakan dengan baik," ujar Uya Kuya.
Oleh karenanya, Uya Kuya kembali menegaskan bahwa julukan raja settingan dianggap sebagai pujian.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Videografer Tribunlampung.co.id/Ikhsan Dwi Nur Satrio