Lakalantas di Lampung Selatan

Identitas Korban Meninggal Dunia dalam Lakalantas Minibus Masuk Jurang di Lampung Selatan

Korban Meninggal Dunia dalam lakalantas minibus di jalur turunan menuju pantai Minang Rua, bernama Eldani Bintang A (16), warga Lampung Timur.

Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Noval Andriansyah
Dokumentasi Warga
Penumpang minibus yang dirawat di puskesmas rawat inap Bakauheni, Rabu (1/7/2020). Identitas Korban Meninggal Dunia dalam Lakalantas Minibus Masuk Jurang di Lampung Selatan. 

"Tetapi kalau mereka tidak berani, maka penumpangnya akan kita lungsir (jemput) dengan kendaraan sepeda motor atau mobil yang dikemudikan oleh warga yang memang sudah terbiasa,” kata dia.

Rian mengatakan, informasi awal ada satu korban Meninggal Dunia dalam kejadian tersebut.

Untuk penumpang yang mengalami luka ringan di rujuk ke puskesmas rawat inap Bakauheni.

Sedangkan untuk yang mengalami luka parah dirujuk ke RSUD Bob Bazar Kalianda.

Korban Pelajar

Belasan penumpang kendaraan minibus yang mengalami lakalantas di jalur turunan menuju pantai Minang Rua Desa, Lampung Selatan pada Rabu (1/7/2020), berasal dari Kota Metro.

Satu unit minibus yang mengangkut belasan remaja yang hendak ke pantai Minang Rua, Desa Klawai Bakauheni, Lampung Selatan, mengalami lakalantas pada Rabu (1/7/2020) sekira pukul 16.45 WIB. Minibus tersebut masuk jurang yang ada disisi jalur menurun menuju pantai Minang Rua. Diperkirakan 1 orang Meninggal Dunia.

“Tadi kalau menurut keterangan salah seorang penumpang yang kondisinya selamat, mereka dari Kota Metro, pelajar SMA,” kata Salimin, anggota Pokdawis pantai Minang Rua kepada Tribunlampung.co.id melalui sambungan telpon, Rabu (1/7/2020) malam.

Menurut Salimin, dari keterangan seorang penumpang yang selamat, bus berangkat dari Kota Metro pada sekira pukul 14.00 WIB.

Rencananya, para siswa SMA ini hendak berkemah di pantai Minang Rua.

Salimin mengatakan, biasanya bagi para pengunjung yang hendak berwisata dan berkemah, sebelumnya menghubungi pihak pengelola pantai melalui WhatsApp atau telepon.

Kemudian, lanjut Salimin, pengunjung yang membawa kendaraan diperiksa dan di cek di pos atas sebelum turun ke arah pantai untuk memastikan sopir kendaraan bisa mengendalikan kendaraannya saat melalui jalur menurun tajam menuju pantai.

“Ini mereka tidak menghubungi pengelola pantai."

"Kalau menghubungi, kita akan tahan terlebih dahulu di pos atas."

"Kalau memang sopir kendaraan berani untuk membawa turun kendaraan, akan kita persilakan."

"Tetapi kalau tidak berani, maka akan kita jemput pakai sepeda motor,” ujar Salimin.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved