Pilkada Bandar Lampung 2020
Bacalon Independen di Pilkada Bandar Lampung 2020 Ajak Warga Tak Gadaikan Suaranya
Bakal calon independen di Pilkada Bandar Lampung 2020, Ike Edwin, mengajak warga Bandar Lampung untuk tidak menggadaikan suara.
Penulis: kiki adipratama | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Bakal calon independen di Pilkada Bandar Lampung 2020, Ike Edwin, mengajak warga Bandar Lampung untuk tidak menggadaikan suara.
Hal itu diungkapkan Dang Ike, sapaan akrab Ike Edwin, saat dialog demokrasi harapan pemuda menyongsong Bandar Lampung di era New Normal, di Aula Gedung F Universitas Bandar Lampung, Kamis (2/7/2020).
"Jangan menggadaikan suara, kita gadaikan suara Rp 500 ribu untuk 5 tahun, ini akan merusak!" kata Dang Ike, Kamis (2/7/2020).
Menurutnya, jalan politik uang atau money politics merupakan jalan yang buruk bagi bakal calon kepala daerah.
Kepala daerah yang jadi karena poltik uang, lanjut Dang Ike, akan menghalalkan segala cara untuk mengembalikan uang yang sudah dikeluarkannya.
"Gaji bupati, wali kota, itu gak lebih dari Rp 2 miliar selama 5 tahun, sedangkan untuk pilkada (keluar uang) bermiliar-miliar. Ini untuk apa?" ungkap Dang Ike.
• Firmansyah Sempat Lirik Kaum Milenial untuk Jadi Sosok Wakil
• Yusuf Kohar Optimistis Dapat Perahu, Sebut Sudah Kantongi Nama Wakil
• Duka Ayah Korban Lakalantas Bus di Jalan Menuju Pantai di Lamsel, Wisnu: Saya Ikhlas
• BREAKING NEWS BNNP Lampung Tangkap 2 Kurir Asal Aceh Bawa 6.969 Butir Ekstasi
"Kalau saya, saya bilang, siapa yang mau minta duit sama saya, gak ada! Kami jadi wali kota ini bukan mau cari duit, tapi ingin bermanfaat," imbuhnya.
Selain itu, Dang Ike menilai, kontestasi politik 2020 di tengah pandemi Covid-19 ini cendrung dimanfaatkan oleh bakal calon kepala daerah.
Di mana, kata dia, dalam kondisi pandemi ini kian ramai bakal calon yang membagi-bagikan paket sembako.
"Pilkada ramai sembako, pilkada ramai money politik, ini sulit untuk anak muda ke depan," jelasnya.
Dang Ike menyebutkan, sedikitnya ada enam kecurangan dalam politik.
Di antaranya, incumbent yang tidak netral, PNS tidak netral, politik sembako, money politik, mahalnya ongkos politik, dan black campaign atau kampanye hitam.(Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama)