Prajurit Wanita Elit Mataram Ternyata Pernah Buat Kocar Kacir Pasukan Kolonial Belanda
Peter dan Vincent menyebut kerajaan di kawasan Jawa Tengah bagian selatan, memiliki prajurit perempuan yang memiliki andil dalam perang.
Peter Carey, profesor tamu Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, dan Vincent Houben, guru besar sejarah modern Asia Tenggara di Humboldt Universitu Berlin.
Menceritakannya dalam bukunya berjudul Perempuan-Perempuan perkasa di Jawa Abad XVII-XIX.
Menulis tentang keraton mataram yang memiliki sejumlah pasukan tangguh berisikan wanita di lingkungan istana.
Peter dan Vincent menyebut kerajaan di kawasan Jawa Tengah bagian selatan, memiliki prajurit perempuan yang memiliki andil dalam perang.
Selain itu, laporan Francois Valentijn (1666-1727) seorang misionaris yang menyebutkan bahwa area keraton memiliki 10.000 perempuan bermukim.
Dari 10.000 perempuan ini, 3.000 di antaranya kebanyakan lanjut usia, mereka memiliki kewajiban mengurus gerbang masuk dan keluarnya istana.
Kemudian, 3.000 lainnya menjadi budak perempuan yang mengurusi permaisuri dan para selir raja.
4.000 di antaranya bekerja sebagai pengrajin tekstil untuk kerajaan dan berdagang.
Selain itu catatan tentang prajurit elit mataram ini disebut-sebut dengan julukan pasukan estri, yang merupakan prajurit elit perempuan yang beranggitakan wanita-wanita dari desa.
Pada masanya, mereka dilatih keprajuritan oleh pangeran Sambernyawa dan dipimpin oleh Rubiyah (Raden Ayu Matah Ati).
Diperkirakan satuan itu memiliki 150 pasukan muda yang memiliki keterampilan bersenjata dan berkesenian.
"Pentingnya ada tentara perempuan untuk menjaga keraton adalah karena sifat perempuan lebih setia daripada laki-laki," sebut Peter Carey pada National Geographic Indonesia.
Kemampuan mereka di dunia militer setara dengan pria bisa berkuda dan menggunakan senjata artileri salvo.
Mereka bahkan dianggap lebih terlatih daripada prajurit istana dalam urusan menggunakan senapan.
Bukunya Babad Dipanagara, An Account of The Outbreak of the Java War, tulisan Peter juga menjelaskan mereka prajurit estri menggunakan seragam resmi seperti prajurit istana.