Tribun Bandar Lampung
Cerita Pemuda Lampung Diganjar Rp 10 Juta karena Temukan Bug di Tokopedia
Thomas berhasil menemukan kesalahan sistem atau bug pada aplikasi Instagram dan Tokopedia.
Saat mengalami kegagalan, Thomas merasa kesal.
Namun hal itu justru memotivasi dirinya untuk lebih berusaha lagi dalam menemukan celah.
"Soalnya nggak ada batas waktu juga. Biasanya kalau udah terlalu pusing, rehat dulu," beber penyuka IT sejak duduk di bangku SMKN 4 Bandar Lampung itu.
Thomas kerap memanfaatkan malam hingga jelang dini hari untuk mencari bug.
"Saya biasanya memanfaatkan waktu sehabis Isya sampai tengah malam untuk mengerjakan itu," beber pria berperawakan kurus ini.
Diakui Thomas, dirinya sudah beberapa kali menemukan bug di aplikasi Tokopedia (Tokped).
Setiap menemukan kesalahan sistem, ia mendapat imbalan Rp 2 juta dari Tokped.
Sementara saat menemukan bug pada Instagram, dirinya mendapat hadiah 750 dolar AS atau setara Rp 10,5 juta.
"Saya melaporkan adanya bug di Instagram ke Facebook itu 15 November 2019, 19 November 2019 Facebook menerima laporan dan meminta informasi detail. Lalu di 27 Januari 2020 Facebook menyatakan laporan valid dan memberikan hadiah 750 dolar AS," ceritanya.
Meskipun kesalahan sistem atau bug sudah ditemukan, akan ada kemungkinan terjadinya kesalahan yang sama di kemudian hari.
"Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bug serupa muncul kembali dikarenakan kesalahan dari programmer-nya," jelasnya.
Biasanya setelah bug dinyatakan telah diperbaiki, pihak pelapor bug akan diminta untuk melakukan pengujian ulang untuk memastikan bug benar-benar diperbaiki.
Wakil Rektor III UTI Muhammad Najib Dwi Satria sangat mengapresiasi capaian yang sudah diraih alumni Universitas Teknokrat Indonesia ini.
"Kami selalu berkomitmen mendidik mahasiswanya disiplin dan memiliki pola pikir kreatif serta inovatif sehingga lulusan UTI mampu menjadi alumni yang tangguh dan berdaya saing di dunia kerja sesuai dengan moto kami," paparnya.
Dia berharap hal ini dapat mendorong mahasiswa lainnya atau calon alumni Teknokrat untuk melakukan hal yang serupa. (Tribunlampung.co.id/Sulis Setia M)