Prostitusi Artis di Lampung
Cuma Jadi Saksi, Vernita Syabilla Langsung Terbang ke Jakarta
Vernita Syabilla diamankan bersama dua orang muncikari dan seorang pengusaha asal Lampung saat digerebek Polresta Bandar Lampung di sebuah hotel binta
Penulis: joeviter muhammad | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Artis FTV Vernita Syabilla hanya ditetapkan sebagai saksi dalam kasus dugaan prostitusi online di Lampung.
Ia pun langsung terbang ke Jakarta melalui Bandara Radin Inten II, Kamis (30/7/2020) petang.
Vernita Syabilla diamankan bersama dua orang muncikari dan seorang pengusaha asal Lampung saat digerebek Polresta Bandar Lampung di sebuah hotel bintang, Selasa (28/7/2020) malam lalu.
Dua muncikari bernama Maila Kaesa (31), warga Pemalang, Jawa Tengah, dan Melianita Nur (21), warga Tambora, Jakarta Barat, sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Sementara Vernita Syabilla hanya menjadi saksi.
TONTON JUGA:
Seusai dihadirkan dalam ekspose di Mapolresta Bandar Lampung, Kamis (30/7/2020), pelantun Koko Tamvan ini langsung bertolak ke Jakarta bersama kuasa hukumnya.

Hal itu diketahui dari Insta Story akun Instagram Vernita Syabilla.
Dalam postingan itu, Vernita Syabilla sedang berada di Bandara Radin Inten II hendak menuju Jakarta.
• Jual Artis Vernita Syabilla Rp 30 Juta, 2 Muncikari Kebagian Rp 10 Juta
• Saat Digerebek Polisi, Artis Vernita Syabilla Berduaan dengan Pengusaha di Kamar Hotel Bintang
• Bupati Winarti Serahkan 14 Hewan Kurban Hasil Sumbangan ASN Pemkab Tuba
• Wali Kota Herman HN Kurban 6 Ekor Sapi
Saat ini, penyidik Satreskrim Polresta Bandar Lampung masih memeriksa dua muncikari, yakni Maila Kaesa (31) dan Melianita Nur (21).
Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Yan Budi Jaya mengatakan, pihaknya masih melakukan pengembangan dari keterangan dua tersangka.
Namun, ia belum dapat membeberkan hasilnya.
Termasuk dugaan keterlibatan kedua tersangka dalam jaringan prostitusi online artis yang sebelumnya terjadi di Medan, Sumatera Utara.
"Masih dalam tahap pengembangan penyidikan ya," ujar Yan Budi saat dikonfirmasi Tribunlampung.co.id, Jumat (31/7/2020).
Selain Vernita dan dua muncikari, polisi juga sempat mengamankan pria yang disebut sebagai pengguna jasa prostitusi berinisial S.
Menurut Kapolresta, pengusaha asal Lampung ini diperbolehkan pulang seusai dimintai keterangan oleh penyidik.
"S hanya kita mintai keterangan, dan yang bersangkutan sudah dipulangkan," jelasnya.
Kapolresta menegaskan, ungkap kasus prostitusi online yang melibatkan Vernita Syabilla berawal dari laporan masyarakat.
Saat dilakukan penggerebekan, Vernita Syabilla sedang bersama S di dalam kamar hotel berbintang.
Yan Budi membantah tudingan ada unsur jebakan dalam penangkapan Vernita Syabilla.
"Tidak dijebak. Jadi ungkap kasus ini murni dari laporan masyarakat mengenai informasi prostitusi online yang melibatkan artis nasional," jelasnya.
Kapolresta berharap kasus seperti ini tidak terjadi lagi di wilayah hukum Bandar Lampung.
Pasalnya, kasus serupa pernah terjadi di Bandar Lampung beberapa tahun silam.
Iman Lemah
Sosiolog kriminal Universitas Lampung Pairulsyah menyatakan, kasus pelacuran yang melibatkan artis bukan karena faktor ekonomi semata.
Menurut dia, prostitusi seperti ini lebih cenderung disebabkan lemahnya keimanan pelaku.
Hal itu dikatakan Pairulsyah dalam acara Tindak (Tribun Kriminal dan Hukum) yang tayang di Tribun Lampung TV, Kamis (30/7/2020) lalu.
Bung Pai, sapaan akrabnya, mengatakan, prostitusi sudah lama terjadi karena adanya interaksi kehidupan dengan niatan membujuk.
"Dalam konteks ini, bagaimana bisa menjadi pelacur, karena latar belakang frustrasi ekonomi. Ada kelainan seks juga. Jadi macem-macem. Tapi secara sosiologis karena agamanya. Sebab ada orang susah gak jadi pelacur. Tergantung lingkungan," tuturnya.
Disinggung fenomena prostitusi yang melibatkan artis, apakah dilatarbelakangi gaya hidup, Bung Pai tak membantahnya.
"Tapi jika punya gaya hidup tinggi, maka kebutuhan tinggi, sehingga bisa juga lari ke hal tersebut," katanya.
Disinggung soal motif pria hidung belang yang menggunakan jasa si artis, meski harus merogoh kocek dalam-dalam, Pairulsyah mengatakan, orang tersebut menginginkan pelayanan yang prima.
"Pemesan, semakin tinggi bayaran, semakin ingin menikmati pelayanan dari penyedia. Dengan nilai itu, mendapat pelayanan masimal," tegasnya.
Pairulsyah menuturkan, untuk itu perlu adanya kontrol sosial, terutama pada keluarga.
Ia menilai karena kesibukan orangtua, kontrol sosial jadi turun.
"Sehingga anak mengisi kegiatan masing-masing ada yang positif dan kemungkinan juga mengarah ke negatif," tukasnya. (Tribunlampung.co.id/Muhammad Joviter)