Seorang WNI Jadi Korban Ledakan Dahsyat di Lebanon, KBRI Ungkap Kondisinya

Dua ledakan dahsyat yang mengguncang Beirut, Ibu Kota Lebano, Selasa (4/8/2020) petang waktu setempat menimbulkan kepanikan

STR via AFP
Sebuah helikopter berusaha memadamkan api dalam ledakan yang terjadi di pelabuhan Beirut, ibu kota Lebanon, pada 4 Agustus 2020. 

Dia menuturkan, insiden seperti itu belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Bahkan ketika Lebanon diguncang perang saudara pada 1975-1990.

Yerganian menerangkan, semua bangunan di sekitar tempat tinggalnya langsung kolaps, dan sang paman yang berusia 91 tahun tewas karena luka-lukanya.

TONTON JUGA:

Korban Ledakan

Hingga berita ini ditulis, sebanyak 78 orang dilaporkan tewas dan sekitar 4.000 orang terluka sebagaimana dilansir dari Reuters.

Jumlah korban dan tewas mau pun luka-luka diperkirakan akan terus meningkat mengingat proses evakuasi masih berlangsung.

Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hasan mengatakan masih banyak orang yang dilaporkan hilang.

“Orang-orang bertanya kepada departemen darurat tentang orang-orang yang mereka cintai dan sulit untuk mencari di malam hari karena tidak ada listrik," kata Hasan.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, mengatakan ada satu orang warga negara Indonesia yang luka namun kondisi sudah stabil.

"Ada satu WNI yang mengalami luka-luka (inisial NNE). Staf KBRI sudah berkomunikasi melalui video call dengan yang bersangkutan. Kondisinya stabil, bisa bicara dan berjalan," kata Faizasyah.

Dia menambahkan yang bersangkutan sudah diobati oleh dokter rumah sakit dan sudah kembali ke apartmennya di Beirut.

Penyebab Ledakan

Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan penyebab ledakan tersebut disinyalir disebabkan karena 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian.

Diab menambahkan bahwa pupuk itu disimpan selama bertahun-tahun dalam gudang di tepi laut.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved