Gadis Yatim Piatu Meninggal setelah Diperkosa Donatur Panti Asuhan Berkali-kali

Donatur panti asuhuan memperkosa seorang gadis penghuni panti asuhan berkali-kali hingga meninggal dunia.

ilustrasi - Gadis Yatim Piatu Meninggal setelah Diperkosa Donatur Panti Asuhan Berkali-kali 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Donatur panti asuhuan memperkosa seorang gadis penghuni panti asuhan berkali-kali hingga meninggal dunia.

Gadis yatim piatu tersebut ternyata dipaksa pemilik panti asuhan untuk melayani nafsu pria yang menjadi donatur tetap di panti asuhan yang berada di Telangana, India.

Kekerasan seksual diduga juga dialami oleh sejumlah wanita yang berada di pantu asuhan tersebut.

Tragis,  remaja putri 14 tahun tersebet akhirnya meninggal dunia saat menjalani perawatan akibat diperkosa berkali-kali oleh donatur panti asuhan selama setahun.

Gadis malang ini dimasukkan pamannya ke Panti Asuhan Maruthi, Distrik Medchal, Hyderabad, Telangana, India, 2015 setelah orangtuanya meninggal dunia.    

Penderitaan gadis malang ini terungkap setelah terjadi saat lockdown hingga semua penghuni panti asuhan dikembalikan pada keluarga masing-masing, Maret 2020.

Gadis malang ini pulang ke keluarga sepupunya, di daerah New Bowenpally di Kota Secunderabad.

Nora Alexandra Lega Bisa Video Call dengan Jerinx

Tak Percaya Anaknya Meninggal karena Kecelakaan, Kuburan Korban Dibongkar

Lesty Kejora Dituding Sengaja Dongkrak Popularitas lewat Hubungan dengan Rizky Billar

PKL Menangis Mengaku Diancam Istri Wakapolda: Kamu Gak Akan Bisa Jualan Lagi di Pasar Ini

Namun pihak Panti Asuhan Maruthi menolak kembali gadis malang ini dan meminta dilakukan tes COVID-19 lebih dulu.

Penderitaan gadis malang ini makin bertambah setelah diserang secara fisik oleh pamannya.

TONTON JUGA

Korban kemudian pindah ke rumah sepupunya yang lain.

“Dia pincang karena luka-lukanya dan bibinya mendesaknya untuk menjelaskan penganiayaan yang dialami hingga terungkap diserang secara fisik oleh pamannya dan juga diserang secara seksual di panti asuhan.

Bibinya yang membawanya ke kantor polisi, ” kata pejabat Women and Child Welfare Department (WCWD) seperti dilansir the news minute.

Ia memastikan paman korban juga dijerat dengan pasal penganiayaan.

Bibinya membawa korban ke rumah sakit, di mana dokter memastikan bahwa dia mengalami pelecehan seksual.

Kerabat tersebut kemudian melapor ke polisi hingga kasusnya ditangani Kantor Polisi Ameenpur.

Polisi menangkap Naredla Venugopal Reddy, 51, seorang donatur untuk panti asuhan ini.

Selain itu, pemilik Panti Asuhan Maruthi Rao dan istrinya Chielukuri Vijaya, yang juga sipir asrama, dan kakaknya Surapaneni Jayadeep ditangkap. 

Korban memberi tahu sipir asrama tentang serangan seksual tersebut tetapi diancam untuk tidak mengungkapkan kejadian tersebut kepada siapa pun.

Pelecehan berlanjut beberapa kali sepanjang tahun hingga 2020.

Gadis malang ini mulai ditugas pihak panti asuhan melayani birahi donatur sejak 2019.

Sipir panti asuhan Vijaya, menginstruksikan gadis itu ke sebuah kamar di lantai lima panti asuhan bersama Venugopal, yang telah memberikan sumbangan kepada panti asuhan.

Menurut pernyataan korban kepada polisi, Venugopal diduga memberi gadis itu jus yang dicampur dengan obat penenang dan memperkosanya.

Korban juga mengatakan kepada polisi bahwa melihat Venugopal memberikan uang kepada duo kakak-adik itu beberapa kali.

Korban juga mengatakan banyak gadis lain penghuni panti asuhan mengalami kekerasan seksual seperti yang dialaminya.

Berbicara kepada TNM, seorang pejabat dari Women and Child Welfare Department (WCWD) mengatakan bahwa petugas dari Komite Kesejahteraan Anak mengunjungi Panti Asuhan Maruthi pada 1 Agustus.

“Tidak ada gadis yang bisa membuka diri; mereka ketakutan. Anak-anak tersebut dipindahkan ke panti asuhan lain pada 3 Agustus.'' 

Pejabat tersebut mengatakan bahwa ada 130 panti asuhan di distrik tersebut dan sulit bagi departemen untuk melacak semua anak di panti asuhan tersebut.

“130 panti asuhan untuk satu distrik saja merupakan jumlah yang sangat tinggi; di sini hampir seperti bisnis. Waktu empat bulan untuk melakukan kunjungan ke semua panti asuhan, yang ternyata tidak cukup. Tidak ada kebijakan yang jelas tentang donor dan kunjungan mereka. Pejabat departemen membutuhkan waktu bersama anak-anak agar mereka terbuka dan memberi tahu kami tentang kejadian seperti itu, ” kata petugas tersebut.

Women and Child Welfare Department (WCWD) telah menyelamatkan 50 gadis lainnya yang tinggal di panti asuhan terdaftar. Panti Asuhan Maruti adalah satu dari 130 panti asuhan di Distrik Medchal.

Gadis malang itu sempat menjalani perawat medis di rumah sakit Nilopher sebelum dipindahkan ke rumah anak-anak di Hyderabad, pekan terakhir Juli. 

Namun kondis korban semakin memburuk, hingga dipindahkan ke Unit Perawatan Intensif dan menggunakan ventilator sejak 8 Agustus.

Akhirnya korban mengembuskan nafas terakhir, Rabu (12/8/2020) dini hari. (thenewsminute.com)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved