Pengusaha Dibunuh Sekretaris Pribadi, Pelaku Sakit Hati Karena Korban Hendak Nikahi Pembantu
SS kemudian dihubungi rekannya, FI, yang memberitahukan bahwa ada orang yang bersedia membuat korban celaka bahkan membunuhnya tetapi minta bayaran Rp
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Warna Negara Asing (WNA) asal Taiwan, Hsu Ming-Hu (52), tewas dibunuh. Jasadnya ditemukan sungai di Kawasan Subang, Jawa Barat pada 26 Juli 2020.
Pria yang terbunuh tersebut merupakan pengusaha roti.
Pengungkapan peristiwa pembunuhan WNA tersebut bermula dari laporan Staf Kedutaan Republik Of China, Daniel, yang meminta bantuan pencarian korban pada tanggal 27 Juli 2020.
Saat itu, polisi melakukan penyelidikan dan mendapatkan informasi tentang adanya temuan jenazah di sungai di Kawasan Subang, Jawa Barat pada 26 Juli 2020.
Polisi dari Polda Metro Jaya kemudian berkoordinasi dengan Polres Subang terkait temuan jenazah itu.
Dari hasil otopsi jenazah tersebut ada kecocokan sidik jari dengan korban yang saat itu dilaporkan hilang.
Polisi kemudian lalu melakukan pemeriksaan terkait penyebab kematian korban dengan memeriksa sejumlah saksi dan rekaman CCTV.
Akhirnya terbongkar korban dibunuh di rumahnya di kawasan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
TONTON JUGA
• Bos Roti Dibunuh Sekretaris Setelah Upaya Santet Gagal, Para Pelaku Ditangkap di Lampung dan Bekasi
• Tak Mempan Disantet, Bos Roti asal Taiwan Dibunuh Orang Suruhan Sekretaris Pribadi
• Polisi Temukan Rambut di Lokasi Pembunuhan Editor Metro TV, Warga Tegur 2 Pria Asing
Terungkap dalang di balik pembunuhan tersebut yang menjadi otak pelakunya ternyata dibunuh oleh orang suruhan sekretaris pribadi korban yang berinisial SS (37).
Pembunuhan itu terjadi di rumah korban di Cluster Carribean, Kota Deltamas Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, 24 Juli lalu.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana mengemukakan hal itu dalam keterangan pers yang disiarkan secara daring (dalam jaringan), Rabu (12/8/2020).
Nana menjelaskan, korban dan SS punya hubungan gelap di luar hubungan kerja sebagai bos dan sekretaris pribadi.
Dalam pemeriksaan polisi, SS mengaku pernah dilecehkan korban dengan mengirimkan sebuah video.
"Namun akhirnya keduanya ada kecocokan. Keduanya melakukan hubungan intim sampai SS hamil, tetapi korban tidak bertanggung jawab," kata Nana.
Korban yang saat itu tidak ingin bertanggung jawab atas perbuatannya memberikan SS uang sebanyak Rp 15.000.000 untuk menggugurkan kandungan.
Setelah permintaan itu dituruti, tersangka pelaku mengetahui bahwa korban yang tinggal seorang diri berniat untuk menikahi pembantunya.
"Saat itulah tersangka SS merasa sakit hati. Tersangka SS meminta bantuan kepada tersangka FI untuk menyewa orang yang mau membuat korban cacat hingga bersedia melakukan pembunuhan," ujar Nana.
SS kemudian dihubungi rekannya, FI, yang memberitahukan bahwa ada orang yang bersedia membuat korban celaka bahkan membunuhnya tetapi minta bayaran Rp 150 juta.
SS menyetujui dan baru membayar Rp 30.000.000.
Sebesar Rp 25.000.000 ditranfer dan Rp 5.000.000 dibayar secara langsung kepada FI.
"Setelah itu FI menghubungi tersangka lain untuk melakukan pembunuhan," ujar Nana.
Aksi mereka kemudian terbongkar. Polisi telah menangkap SS, dan tiga orang lainnya yaitu FT (30), AF (31), dan SY (38).
Mereka ditangkap di dua lokasi berbeda yakni Bekasi dan Lampung.
Tersangka kelima masih dalam pengejaran.

Santet Tak Menpan
Pembunuhan itu dilakukan oleh SS karena santet yang pernah dikirimkannya melalui dukun tak mempan terhadap korban.
"Tersangka SS pernah minta sama tersangka FI untuk menyantet korban tapi tidak pernah berhasil," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Rabu (12/8/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.
Yusri menjelaskan, SS memberikan uang kepada FI sebesar Rp 15 juta dalam permintaan menyantet korban melalui dukun itu.
"Sudah membayar untuk menyantet pakai dukun sebesar Rp15 juta."
"Karena tak berhasil, bulan Juni dia (SS) minta lagi untuk sudahlah dihilangkan (bunuh) aja," katanya.
Sementara itu, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan, R, salah satu pembunuh pengusaha roti asal Taiwan, Hsu Ming-Hu (52) sempat membersihkan bercak darah usai melakukan penusukan.
Pembersihan itu dilakukan untuk menghilangkan jejak pembunuhan yang terjadi toilet rumah korban.
"Setelah korban ditusuk, tersangka AF dan R yang masih DPO, menyusul ke toilet."
"Kemudian tersangka R membersihkan darah yang ada di lantai," kata Nana dalam rilis yang disiarkan secara daring, Rabu (12/8/2020).
Bersamaan dengan itu, pelaku lain bertugas membawa korban ke dalam mobil Toyota Wish.
Mobil itulah yang sudah disiapkan para pelaku untuk membuang jasad korban.
"Setelah membersihkan tersangka AF dan R menyusul ke mobil."
"Saat itu para pelaku pergi meninggalkan lokasi kejadian dengan membawa mobil Fortuner milik korban," katanya.
Setelah jasad korban dibuang, pelaku AF dan R yang mengendarai mobil Fortuner kembali ke rumah korban untuk memastikan tidak ada darah bekas penusukan yang tersisa.
"Mereka kembali untuk mengecek bercak darah yang tersisa dan membersihkan kembali darah yang menempel di sebagian dinding. Setelah itu mereka melarikan diri," ucapnya.
Kini, polisi yang sudah menangkap empat pelaku turut mengamankan sejumlah barang bukti berupa lima ponsel, potongan baju dan jaket, rekaman CCTV, serta lima mobil termasuk milik korban.
Adapun keempat pelaku itu disangkakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman pidana mati atau penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun.
Artikel ini telah tayang di Tribun Belitung dengan judul : Bos Roti Sempat Disantet Akhirnya Dibunuh, Otak Pembunuhan Terbongkar Ternyata Sekretaris Pribadi