Berita Nasional
1.308 Pasien Positif Corona di Secapa AD Kini Sembuh, Unair Tunggu Izin Edar Obat Covid-19
Jadi kalau di luaran ada isu ini bikin obat kok kayak bikin tahu saja, itu tidak benar
"Kami sudah mulai melakukannya pada bulan Maret dengan berbagai macam uji invitro kemudian diakhiri dengan uji doking dan seterusnya sehingga hasil sesungguhnya empat sampai lima bulan untuk sampai pada hasil ini.
Jadi kalau di luaran ada isu ini bikin obat kok kayak bikin tahu saja, itu tidak benar," kata Nasih.
Ia menjelaskan seluruh proses uji klinis tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan yang diisyaratkan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) termasuk metode uji klinis tersebut.
"Yang tidak kalah penting adalah keseluruhan proses sudah mengikuti apa yang dicantumkan, disyaratkan BPOM.
Mulai dari metode uji klinis, termasuk bagaimana pada saat kita hilangkan nama obat dan seterusnya. Kami juga gunakan multi center di dalamnya, dan setiap pasien tentu ada informasi yang kita berikan pada mereka sehingga alhasil secara ilmiah proses dari penelitian ini sudah mengkikuti berbagai macam aspek yang dipersyaratkan BPOM," tutur Nasih.
Ia menekankan nantinya produksi obat tersebut tetap menunggu izin edar dari BPOM.
"Yang perlu ditekankan adalah untuk produksi dan edarnya kami tetap menunggu izin produksi dan edar BPOM. Artinya obat ini belum akan diproduksi sepanjang belum ada izin BPOM," ungkap Nasih.

Untuk itu ia berharap dukungan dari semua pihak khusus BPOM dapat mendukung agar obat segera diedarkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Mohon dukungan, doa, dan mari bersama meng-golkan satu hal yang akan jadi kebanggaan bangsa Indonesia yakni obat pertama Covid-19 di dunia ini," kata Nasih.
Sebagai Wakil Ketua Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Andika mengatakan ia telah melaporkan rencana penyerahan laporan uji klinis anticovid-19 tersebut kepada Ketua Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir.
Ia mengatakan Erick mendukung proses produksi dari obat tersebut.
Rencananya Andika akan melakukan pertemuan dengan Kepala BPOM pada Rabu pekan depan dalam rangka mempercepat memperoleh izin edar terhadap obat tersebut.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Andika didampingi oleh Wakil Ketua Pelaksana II Komite PCPEN Komjen Pol Gatot Eddy Pramono obat untuk pasien Covid-19 ini adalah kombinasi obat yang dikembangkan berdasarkan kinerja gabungan Universitas Airlangga, TNI AD dan BIN.
"Pencapaian hingga pada titik ditemukannya kombinasi obat yang baru ini telah berproses panjang sejak Bulan Maret 2020, serta sudah melalui tahapan uji klinis sebagaimana dipersyaratkan," ujar Andika, dalam keterangannya, Sabtu (15/8/2020).
Ia berharap temuan ini dapat mempercepat penyembuhan pasien Covid-19, serta memutus mata rantai penularan dan penyebaran Covid-19.