Kisah Pembantaian di Pesta Pernikahan, Bom Bunuh Diri Tewaskan 63 Tamu Undangan
mereka dianggap bertanggung jawab atas serbuan di ruang bersalin di Kabul, di mana 24 perempuan, anak-anak, dan bayi tewas.
Dia mengaku rasa sakit sejak insiden mulai terobati.
Psikolognya, Lyla Schwartz, menuturkan Rehana sebenarnya sudah membuat perkembangan positif.
Namun jika kembali mendengar ledakan, kondisinya bakal buruk kembali.
Schwartz menjelaskan, dia berharap bisa menggalang dana agar pasangan itu bisa pindah dan setidaknya bebas dari rasa bersalah akibat tragedi itu.
Mirwais menambahkan, meski saat ini terjadi perundingan damai antara pemerintah Afghanistan dengan Taliban, dia ragu perdamaian bakal tercipta.
Apalagi setelah ISIS bukan bagian di dalamnya.
"Bahkan hingga 10 tahun ke depan, stabilitas atau perdamaian tak akan ada di sini," tutupnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Setahun Berlalu, Pasangan Ini Kisahkan Serangan ISIS Bunuh 60 Tamu Pernikahan Mereka