Tribun TV Lampung
Inggit Putria Marga, Penyair Lampung yang Sukses Terbitkan 2 Buku Kumpulan Puisi
Inggit Putria Marga merupakan penyair Lampung yang sukses menerbitkan buku kumpulan puisi.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Jelita Dini Kinanti
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Inggit Putria Marga merupakan penyair Lampung yang sukses menerbitkan buku kumpulan puisi berjudul Penyeret Babi (2010) dan Empedu Tanah (2019).
Namun kesuksesan itu tidak diraih Inggit begitu saja.
Ada proses panjang yang harus dilalui Inggit.
Hal itu diungkapkan Inggit dalam Webinar Smart Woman yang mengusung tema Wanita dan Puisi, bersama Tribun Lampung dengan Host Manajer Produksi Tribun Lampung Gustina Asmara, Selasa (8/9/2020).
"Kalau mau sukses melakukan sesuatu memang harus ada proses yang dilalui. Kita mau sukses masak mie saja harus ada proses dulu. Tidak mungkin tiba-tiba langsung jadi mie-nya," urai Inggit Putria Marga.
Proses itu dilalui Inggit tahun 1999, ketika Inggit kuliah di Jurusan Pertanian Universitas Lampung.
• Cita-cita Putri Bekerja di Bank Syariah Terwujud, Kini Jabat Branch Manager PT Bank Mega Syariah
• Balai Karantina Sebut Penyelundupan Burung Ilegal Masuk Kategori Mengkhawatirkan
• Kadiskes Lampura Maya Metissa Rugikan Negara Rp 2 Miliar Lebih, Potong Dana BOK 10 Persen
• BREAKING NEWS Geger, Warga Langkapura Temukan Mayat Bayi dalam Ember di Kolong Truk
Saat itu Inggit bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Divisi Sastra dan Teater Unila
Di sini Inggit banyak belajar mengenai puisi dan karya sastra, dari berdiskusi, workshop, membaca, dan latihan menulis puisi.
Tahun 2000, meskipun baru satu tahun belajar menulis puisi, wanita berusia 39 tahun ini memberanikan diri mengirimkan puisinya ke suatu surat kabar daerah di Lampung. Keberanian itu setelah Inggit berdiskusi dengan seniornya.
"Saat saya mengirimkan puisi saya, ya saya pasrah saja bisa diterbitkan atau tidak, yang penting saya sudah coba mengirimkan. Tapi ternyata puisi saya diterbitkan," ujar Inggit Putria Marga.
Diterbitkannya puisi tersebut, tidak membuat Inggit berpuas diri.
Inggit kembali berlatih menulis puisi dan banyak membaca serta berdiskusi.
Lalu tahun 2000 juga, Inggit kembali mengirimkan puisinya ke surat kabar tersebut, dan ternyata puisinya kembali diterbitkan.
Tahun 2002 mencoba peruntungan dengan mengikuti lomba cipta puisi dalam Lampung Festival Krakatau. Puisi tersebut menceritakan tentang Lampung.
"Saya saat itu berpikirnya, coba saja dulu. Menang atau kalah urusan belakangan. Ternyata saya mendapat juara dua," kata Inggit Putria Marga.
Setelah mendapatkan juara dua, Inggit kembali mencoba peruntungan dengan mengirimkan puisi itu lalu ke salah satu surat kabar nasional, dan ternyata diterbitkan.
Sejak saat itu puisi-puisi Inggit banyak diterbitkan di beberapa surat kabar nasional
"Sebelum saya memenangkan juara dua tersebut, saya puisi saya terbit pertama kali di buku Antalogi Bersama, yakni buku kumpulan puisi dari beberapa penyair. Terbitnya tahun 2001," kata Inggit Putria Marga.
Tahun 2010 Inggit menerbitkan buku Antalogi Tunggal pertamanya berjudul Penyeret Babi.
Antalogi Tunggal adalah buku kumpulan puisi karya Inggit pribadi.
Tahun 2019 Inggit menerbitkan buku Antalogi Tunggal kedua berjudul Empedu Tanah
Kedua buku itu rencananya akan diterbitkan ulang.
Penyeret Babi tahun 2021, dan Empedu Tanah sedang diusahakan sebelum tahun 2021. (Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)