Tribun Bandar Lampung

Sampah Menumpuk di Bibir Pantai Panjang Utara, Nelayan Sebut Sampah Abadi

Keberadaan sampah itu juga nampak menumpuk hingga menutupi bebatuan yang ada.

Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Soma
Sampah di bibir pantai Panjang. Sampah Menumpuk di Bibir Pantai Panjang Utara, Nelayan Sebut Sampah Abadi 

Laporan Reporter Tribunlampung.co.id V Soma Ferrer

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kawasan pesisir pantai di Kampung Baru III, Kelurahan Panjang Utara, Kecamatan Panjang dipenuhi sampah.

Tumpukan yang didominasi oleh kain bekas dan sampah rumah tangga itu nampak menjalar hingga 200 meter.

Keberadaan sampah itu juga nampak menumpuk hingga menutupi bebatuan yang ada.

Kondisi yang demikian menjadi memprihatinkan tak hayal di kawasan tersebut ialah daerah dengan padat penduduk.

Salah seorang nelayan yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku keberadaan tumpukan sampah yang ada mustahil untuk dihilangkan.

"Bisa dibilang keberadaan sampah di sini abadi. Sangat sulit untuk hilang," ujar pria yang diperkirakan memiliki usia separuh baya itu.

Volume Sampah di Bandar Lampung Tembus 800 Ton per Hari 

20 Warga Lampung Utara Terjaring Razia Masker, Zulfikri Kena Sanksi Push Up

BREAKING NEWS Pelaku Pencabulan Anak di Bawah Umur di Lamteng Diamankan Polisi

BREAKING NEWS Geger, Warga Langkapura Temukan Mayat Bayi dalam Ember di Kolong Truk 

Dijelaskannya, bukan tidak pernah dirinya dan warga sekitar bergotong royong membersihkan sampah yang ada.

Namun, sampah dari tempat yang berbeda secara kontinuitas kembali hadir bersamaan dengan gelombang laut.

"Sudah pernah dibersihkan, tapi datang lagi bersamaan dengan ombak. Ada yang terbawa kali dan ada juga yang dari laut," sebutnya.

"Bahkan hampir tidak ada warga sekitar yang membuang sampah di sini. Kebanyakan memang dari laut, apalagi memang bentuk pesisir yang berbentuk huruf U, jadi terbawa semua ke sini," sambungnya.

Untuk opsional pembakaran, dirinya menegaskan lokasi tumpukan sampah yang berimpitan dengan Pertamina membuat warga sekitar berpasrah dengan penguraian alam.

Sementara itu, salah seorang warga setempat mengaku selain mengganggu pemandangan, sampah yang ada juga kerap menghadirkan aroma yak sedap.

"Kalau cuaca panas dan ada angin yang kencang tak jarang aroma busuk tercium," ujarnya.

Ia menyebut, keadaan yang demikian juga merusak ekosistem pantai.

"Tidak bisa berenang lagi di pantai itu karena sampah yang ada," tandasnya.

Untuk permasalahan sampah yang ada, ia berharap adanya pengertian warga untuk tidak membuang sampah ke laut dan aliran sungai.

Serta kepada perintah untuk segera menghadirkan solusi untuk permasalahan lingkungan tersebut.(Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved