Pemusnahan Narkoba di Bandar Lampung
Pintunya dari Aceh dan Riau, Kepala BNNP Lampung Sebut Tren Pemakaian Sabu Meningkat
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Lampung mengakui adanya kenaikan tren penggunaan narkotika.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Lampung mengakui adanya kenaikan tren penggunaan narkotika.
Kepala BNNP Lampung Brigjen Pol I Wayan Sukawinaya menuturkan, kenaikan ini baik dari segi kualitas dan kuantitas.
"Ada tren kenaikan baik dari kualitas maupun jumlah pelaku yang kami tangani," sebut I Wayan Sukawinaya di sela pemusnahan barang bukti narkotika di Jalan RE Martadinata, Desa Lempasing, Kecamatan Telukbetung Barat, Bandar Lampung, Kamis (10/9/2020).
Menurut dia, jenis narkotika yang semakin meningkat konsumsinya yakni sabu.
"Dan pintunya dari dua (daerah), yakni Aceh dan Riau. Pengungkapan ini hanya sebagian kecil dari fenomena gunung es," tandas I Wayan Sukawinaya.
"Karena kami keterbatasan anggota, maka kami minta kepada masyarakat agar ikut bersama memerangi peredaran gelap narkotika," imbuhnya.
• BREAKING NEWS BNNP Lampung Musnahkan 17 Kg Sabu dan 15 Ribu Ekstasi
• Musnahkan Barang Bukti Narkoba, BNNP Lampung Hadirkan 14 Tersangka

Ingin Transparan
BNNP Lampung menghadirkan pihak kejaksaan sampai lembaga swadaya masyarakat dalam proses pemusnahan barang bukti narkoba.
Menurut Kepala BNNP Lampung Brigjen Pol I Wayan Sukawinaya, pihaknya berusaha transparan atas barang bukti narkotika hasil ungkap kasus.
I Wayan Sukawinaya mengatakan, pemusnahan barang bukti yang dilaksanakan secara bersama ini tidak lain untuk saling mengawasi.
"Saya sampaikan untuk sama-sama kita mengawasi, apakah bener yang dimusnahkan adalah barang bukti atau dimanipulasi. Kami BNNP Lampung sangat terbuka, maka sama-sama kita awasi," kata I Wayan Sukawinaya.
Sukawinaya mengaku khawatir apabila barang bukti yang dimusnahkan dikurangi, baik kualitas maupun kuantitasnya.
"Kami tidak ingin ada manipulasi data. Kami berkomitmen untuk tidak melakukan hal yang nista," tutupnya.
Hadirkan 14 Tersangka