Kisah dan Kunci Sukses, Elizabeth Pasien yang Berhasil Sembuh dari Covid-19
Elizabeth berpikir, dia menderita flu parah. Tidak terpikir olehnya bahwa itu bisa menjadi virus corona karena gejalanya tidak cocok.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Virus corona yang terjadi di sejumlah negara di dunia, belum menampakkan tanda-tanda akan hilang.
Di Indonesia, Virus ini sudah sekiar enam bulan menyerang sejumlah daerah di tanah air.
Hingga kini jumlah penderitanya bukannya menurun tapi bertambah, Bahkan wilayah DKI Jakarta pun harus kembali menetapkan PSBB.
Sejak bulan Maret 2020 Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah resmi menetapkan wabah virus corona sebagai pandemi.
Dan ada 118 negara telah terinfeksi dengan 131.627 kasus terkonfirmasi di seluruh dunia.
Dengan jumlah kematian mencapai sebanyak 4.940 kasus dan total yang sembuh sebanyak 68.529 orang.
Melansir CNN, salah seorang perempuan asal Seattle, Amerika Serikat yang berhasil sembuh dari virus corona menceritakan pengalamannya berjuang melawan virus tersebut.

• Pejual Soto Lamongan Positif Corona, 8 Pembelinya Juga Positif Terinfeksi Covid-19
• Kasus Pasien Positif Corona di Tanggamus Bertambah, Total Jadi 6 Kasus Pasien Covid-19
• Kasus Corona Pringsewu Jadi 13 Orang, Gugus Tugas Nilai Masyarakat Tidak Disiplin
Elizabeth Schneider, 37, memiliki satu kunci utama untuk bisa sembuh dari penyakit Covid-19, "Jangan panik," dan tidak lupa berdoa kepada Yang Maha Kuasa kata dia.
Pada 25 Februari 2020, dia mulai merasakan gejala virus corona. Hal itu terjadi tiga hari setelah dia mendatangi pesta pada 22 Februari 2020.
Beberapa orang yang datang di pesta tersebut juga mengalami gejala yang sama. Saat dia bekerja, dia mulai merasa tidak enak badan.
"Merasa lelah, badan sakit, sakit kepala, sedikit demam," kata dia.
Kemudian Elizabeth memutuskan untuk pulang. Dia sempat tidur siang sebentar dan bangun dengan demam yang suhunya terus meningkat menjadi 39,4 derajat celcius.
Elizabeth berpikir, dia menderita flu parah. Tidak terpikir olehnya bahwa itu bisa menjadi virus corona karena gejalanya tidak cocok.
Dia tidak batuk, tidak sesak napas, tidak ada gejala gangguan pernapasan sama sekali.
Beberapa hari kemudian, dia mengetahui bahwa sekitar selusin teman yang pernah ke pesta yang sama juga jatuh sakit.