Polisi Lempar Anak Laki-laki 16 Tahun dari Jembatan Hingga Tewas, Saat Demo Berlangsung Ricuh
Petugas kepolisian Carabineros menggunakan semburan gas air mata dan jet air bertekanan tinggi untuk membubarkan pengunjuk rasa.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID- Sebuah video menunjukkan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun dilemparkan dari atas pagar jembatan oleh seorang petugas polisi.
Anak laki-laki itu jatuh ke saluran beton kotor di sungai Mapocho, di mana dia berbaring tak bergerak, tertelungkup di perairan dangkal.
Anak laki-laki ini belakangan diketahui bernama Antony Araya dan insiden dilemparkan Araya ke jembatan jadi pemicu baru gelombang demo di Chile.
“Ketika para pengunjuk rasa melarikan diri, kami melihat saat petugas mencegat bocah itu dan melemparkannya dari jembatan,” kata Pavel Pavelic Jofre, yang memimpin sekelompok sukarelawan dalam protes tersebut, dikutip The Guardian, Sabtu (3/10/2020).
Diketahui kurang dari sebulan sebelum Chile memberikan suara apakah akan mengganti konstitusi era Pinochet, polisi secara brutal menekan demonstran di Ibu Kota, Santiago.
Petugas kepolisian Carabineros menggunakan semburan gas air mata dan jet air bertekanan tinggi untuk membubarkan pengunjuk rasa.

• Siap Jadi Undang-undang, RUU Cipta Kerja Disetujui ke Paripurna, PKS dan Demokrat Menolak
• Kerusuhan di Kendari, Massa Berpakaian Serba Hitam Marah dan Kejar Warga yang Rekam dan Foto Pendemo
• Optimistis Lolos Tahapan Pemeriksaan Kesehatan, Nanang: Siap Ikuti Pesta Demokrasi
Para pengunjuk rasa berkumpul di Plaza Italia, di mana kantong-kantong kekerasan berkobar di tengah banyaknya kehadiran polisi.
"Kami berhasil menurunkan dua orang dari kelompok kami untuk membantunya, dan setelah kondisinya stabil, pemadam kebakaran dapat mengangkatnya dari sungai untuk dibawa ke rumah sakit."
Menanggapi insiden itu dalam pidato yang disiarkan televisi, Jenderal Enrique Monrás, juru bicara Carabineros, tidak mengesampingkan tanggung jawab pasukan atas apa yang telah terjadi.
Namun, ia mengeluarkan pendapatnya dan menyatakan bahwa bocah itu kehilangan keseimbangan dan terjatuh selama penangkapan.
Dia mengatakan pasukan tersebut memiliki rangkaian video sendiri yang membebaskannya dari kesalahan, meskipun dia tidak mengatakan apa yang mereka tunjukkan.
Bocah itu dikatakan berada dalam kondisi stabil di Klinik Santa María, tidak jauh dari tempat kejadian.
Ketika gambar mulai muncul di media sosial, Carabineros menghadapi tekanan baru untuk bertindak atas kebrutalan polisi.

Politisi oposisi menyerukan Jenderal Mario Rozas, kepala Carabineros, untuk mengundurkan diri menyusul serangkaian dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
Sejak Oktober tahun lalu, Chili telah diguncang oleh gelombang protes massa terhadap ketidaksetaraan yang merajalela dan sejumlah ketidakadilan sistemik.