Tribun Bandar Lampung

Pukuli Orang, 6 Nelayan di Bandar Lampung Dituntut 8 Bulan Penjara

JPU menyatakan perbuatan keenamnya sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam dakwaan Alternatif Pertama kami, melanggar Pasal 351 ayat (1) KUHP.

Penulis: hanif mustafa | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Hanif
Persidangan dugaan penganiayaan yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Hendri Irawan di PN Tanjungkarang. Pukuli Orang, 6 Nelayan di Bandar Lampung Dituntut 8 Bulan Penjara 

Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Hanif Mustafa

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Enam orang nelayan di Bandar Lampung dituntut enam tahun penjara dari kasus pemukulan.

Pukuli orang hingga terkapar, enam nelayan hanya dituntut enam tahun penjara.

Keenam nelayan tersebut yakni Momon Santoso, Achmad Setiawan alias Mad, Joko Santoso, Ferry alias Metal, Yudi Sutrisno alias Buang, dan Maman alias KM.

Keenamnya warga Kampung Teluk Jaya Kelurahan Panjang Selatan Kecamatan Panjang, Bandar Lampung.

Dalam persidangan yang digelar secara teleconfrance di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Jumat (9/10/2020), Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ponco Santoso menyatakan keenamnya bersalah melakukan penganiayaan.

JPU menyatakan perbuatan keenamnya sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam dakwaan Alternatif Pertama kami, melanggar Pasal 351 ayat (1) KUHP.

"Menjatuhkan pidana terhadap keenam terdakwa dengan pidana penjara selama delapan bulan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan," sebut JPU.

JPU menyampaikan tuntutan tersebut melalui beberapa pertimbangan yakni, hal yang meringankan terdakwa menyesali perbuatannya, belum pernah dihukum dan merupakan tulang punggung keluarga.

"Hal yang memberatkan perbuatan terdakwa sewenang-wenang terhadap orang lain dan merugikan kesehatan orang lain," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, berebut jadi buruh pembersih kapal pengangkut CPO, enam orang nelayan terlibat penganiayaan.

Alhasil keenam nelayan tersebut terpaksa duduk di kursi pesakitan Pengadilan Negeri Tanjungkarang.

Dalam persidangan perdana, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ponco Santoso mengatakan keenamnya didakwa telah melakukan tindak pidana penganiayaan secara bersama-sama.

Adapun perbuatan keenam terdakwa didakwa dengan pasal 351 ayat (1)  KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

JPU Ponco menuturkan perbuatan terdakwa bermula saat saksi korban Angga Saputra mendapat pekerjaan untuk melakukan pekerjaan pembersihan limbah CPO dikapal KM. SILVIA pada hari Kamis tanggal 23 Januari 2020 sekira pukul 16.00 WIB.

"Kemudian saksi korban bersama beberapa orang orang saksi berangkat menggunakan kapal klotok dari perarian pesisir panjang Bandar Lampung ke perairan laut Panjang Bandar Lampung," ucapnya.

JPU mengatakan terdakwa mengerjakan pembersihan bersama sebelas rekannya sampai dengan selesai pada hari Jumat tanggal 24 Januari 2020 sekira pukul 05.00 Wib.

"Setelah itu korban berlayar dari perairan laut Panjang menuju perairan laut Lempasing Bandar Lampung namun pada saat melintasi perairan laut pulau Tangkil sekira pukul 06.30 Wib korban dihampiri oleh satu unit speedboat fiber," sebut JPU.

Kata JPU, speedboat tersebut dinaiki oleh para terdakwa dan terdakwa Momon Santoso langsung bertanya kepada saksi korban.

"Kemudian terdakwa Yudi naik keatas kapal melakukan pemukulan terhadap saksi korban dengan menggunakan tangan kosong sebanyak satu kali," katanya.

Masih kata JPU, saksi korban juga mendapat pukulan dengan menggunakan bambu bangkol oleh terdakwa Maman sebanyak dua kali.

Tak hanya itu, kata JPU, saksi korban sempat diancam akan diikat dan di buang ke Laut.

"Selanjutnya korban beserta kapal dibawa ke dermaga milik terdakwa Momon di Teluk Jaya Kec Panjang Bandar Lampung dan mendapatkan sejumlah kekerasan," tandasnya. (Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved