Pilkada Bandar Lampung 2020
Debat Kandidat Makin Seru, 3 Calon Wali Kota Bandar Lampung Saling Lontarkan Pertanyaan
Sesi terakhir debat kandidat Pilkada Bandar Lampung 2020 berlangsung semakin seru. Ketiga calon wali kota saling melontarkan pertanyaan kepada rivaln
Penulis: kiki adipratama | Editor: Daniel Tri Hardanto
Yusuf Kohar mengatakan, dalam mengatasi pandemi Covid-19 ini, pihaknya akan menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Mulai dari alat rapid test dan swab test yang akan difasilitasi di setiap puskesmas.
"Pertama, kita harus menyiapakan sarana dan prasarana untuk mengatasi pandemi. Rapid test, swab test harus disiapkan di puskesmas. Kita akan bangun juga rumah sakit di kota ini untuk bisa mengecek pasien Covid," kata Yusuf Kohar.
Kemudian, terus Yusuf Kohar, menerapkan disiplin protokol kesehatan kepada masyarakat Bandar Lampung.
"New normal juga harus disiplin dengan menerapkan protokol kesehatan,” lanjut Yusuf Kohar.
Eva mengatakan, semua yang telah disampaikan oleh Yusuf Kohar sudah dilakukan pemerintah saat ini.
"Semua sudah dilakukan, test swab, hand sanitizer sudah dilakukan, puskesmas di Bandar Lampung juga sudah bisa swab. Kemarin kita ada kan swab massal," sebut Eva Dwiana.

Sementara itu, calon nomor urut 1 Rycko Menoza melontarkan pertanyaan soal kumuhnya pasar-pasar yang ada di Bandar Lampung kepada Eva Dwiana.
Eva mengungkapkan, pihaknya berkomitmen untuk merapikan seluruh pasar milik Pemerintah Kota Bandar Lampung
"Sekarang sudah bagus. Dan masa kepimimpinan saya nanti, pasar kita akan bagus semua. Zamannya Bunda Eva nanti, pasar yang belum rapi akan kita rapikan," kata Eva Dwiana.
Rycko pun membantah pernyataan tersebut.
Rycko mengatakan, persolan pasar masih menjadi sorotan masyarakat.
Terlebih, masyarakat yang ada di wilayah Telukbetung, Bandar Lampung.
Baca juga: BREAKING NEWS Debat Kandidat Segera Dimulai, 3 Calon Wali Kota Bandar Lampung Telah Hadir
"Kalo sudah beres, ya gak mungkin ada keluhan masyarakat. Saya juga orang yang sering ke pasar. Di daerah Telukbetung itu masih banyak pasar tradisional yang kumuh," terang Rycko Menoza.
"Selama 10 tahun ini belum ada revitalisasi. Karena bagaimanapun juga, pasar ini menjadi jantungnya perekonomian masyarakat," imbuh Rycko Menoza. (Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama)