Kesehatan

Hal yang Harus Dilakukan Orangtua Jika Anak Terkena Cerebral Palsy

Cerebral Palsy adalah gangguan gerak dan postur anak, yang dialami beberapa anak di Indonesia.

Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi
dr Roro Rukmi Windi Perdani. Hal yang Harus Dilakukan Orangtua Jika Anak Terkena Cerebral Palsy 

Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Jelita Dini Kinanti

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Cerebral Palsy adalah gangguan gerak dan postur anak, yang dialami beberapa anak di Indonesia termasuk di Lampung

dr Roro Rukmi Windi Perdani, Sp.A dari Rumah Sakit Hermina Lampung mengatakan, cerebral palsy pada anak, dapat terjadi seluruh tubuh yang merupakan cerebral palsy sudah tahap berat.

"Jika sudah terkena cerebral palsy seluruh tubuh, anak tidak bisa melakukan apapun lagi. Hanya bisa terbaring ditempat tidur," kata dr Roro.

Tapi ada juga cerebral palsy yang tidak terjadi diseluruh tubuh, yang artinya cerebral palsy masih ringan atau sedang. Misal anak masih bisa makan sendiri, gosok gigi sendiri, dan pakai baju sendiri.

Bahkan anak yang mengalami cerebral palsy ringan, masih tampak seperti anak normal.

Baca juga: Penyebab Cerebral Palsy pada Anak yang Perlu Diketahui

Baca juga: Hari Cerebral Palsy Sedunia - Penyebab, Gejala dan Antisipasi Dini Cerebral Palsy (Lumpuh Otak)

Penyebab cerebral palsy adalah gangguan selama kehamilan ibu yang bisa menyebabkan anak mengalami cerebral palsy.

Seperti TORCH (toxoplasma, infeksi lain/other infection, rubella, citomegalovirus, dan herpes simplex), hipotiroid, dan pendarahan waktu hamil.

Penyebab lainnya adalah anak waktu lahir normal, seperti menangis, tidak prematur, dan lahir kecil atau berat badannya kurang dari 2.500 gram, dan infeksi otak.

Setelah mengetahui penyebabnya dokter anak akan melakukan USG atau MRI otak.

Jika sudah dipastikan anak mengalami cerebral palsy, dokter anak akan melakukan pengobatan bekerjasama dengan dokter yang bisa menangani penyakit penyerta cerebral palsy.

"Sebab cerebral palsy pasti ada penyakit penyerta. Seperti epilepsi, gangguan bicara, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan. Selain itu anak juga bisa mengalam retardasi mental, sehingga dokter anak harus bekerjasama dengan psikolog," ucap dr Roro.

Lalu apa yang harus dilakukan orangtua jika anaknya mengalami cerebral palsy?

Orangtua harus bisa menerima dengan lapang dada.

Sebab cerebral palsy berlangsung seumur hidup, dan orangtua tidak bisa berharap anak akan normal seperti anak yang lainnya.

"Memang pasti berat bagi orangtua, anak yang diharapkan bisa tumbuh sehat dan cerdas, harus mengalami cerebral palsy. Apalagi kalau cerebral palsynya berat yang membuat anak hanya bisa tergeletak," kata dr Roro.

Selain harus bisa menerima, orangtua juga harus tetap bisa memberikan asuh, asih, dan asah untuk anaknya.

Asuh adalah memberikan makan dan pakaian.

Anak cerebral palsy pasti kesulitan menelan makanan karena otot untuk menelannya lumpuh.

Orangtua harus bisa dengan sabar menyuapi anak makanan yang lembut.

Kalau tidak bisa disuapi, anak harus dipasang selang untuk memasukan makanan.

Orangtua harus bisa memasukan makanan cair ke dalam selang.

Kemudian asih adalah memberikan kasih sayang untuk anak, seperti ke anak normal.

Selanjutnya asah adalah memberikan stimulasi pada anak dengan cara mengajaknya berbicara.

"Memang stimulasi bukan mengharapkan anak bisa mengikuti pembicaraan. Tapi setidaknya anak bisa merespon. Itu sudah kemajuan," kata dr Roro. (Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved