Tribun Bandar Lampung

Kisah Goweser Lampung Bisnis Onderdil Sepeda di Tengah Pandemi Covid-19

Tidak hanya sebagai sarana menyalurkan hobi gowes sepeda, selama pandemi Covid-19 ini sebagian bikers di Lampung justru melihatnya sebagai sebuah pelu

Penulis: ahmad robi ulzikri | Editor: Daniel Tri Hardanto
Dok Febby Prasetio Putra
Febby Prasetio Putra (tengah) saat meraih hadiah rumah dalam lomba fun bike HUT Brimob pada 2018 silam. 

Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Ahmad Robi

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Tidak hanya sebagai sarana menyalurkan hobi gowes sepeda, selama pandemi Covid-19 ini sebagian bikers di Lampung justru melihatnya sebagai sebuah peluang.

Tingginya permintaan pembelian produk sepeda diikuti dengan semakin banyaknya permintaan onderdil atau sparepart sepeda dan bahkan sepeda bekas.

Salah satunya anggota Komunitas Goweser Lampung Febby Prasetio Putra (22) yang kini menjual sparepart sepeda.

Berawal dari hobi dan mengikuti berbagai event sepeda bersama komunitasnya.

“Awalnya dulu tahun 2016 saya bergabung komunitas Goweser Lampung sebagai wadah para goweser di Lampung. Di sana saya sering ikut fun bike dan alhamdulillah tahun 2018 saya dapat hadiah 1 unit rumah waktu kegiatan ulang tahun Brimob di tahun 2018,” jelas Tio kepada Tribunlampung.co.id, Minggu (18/10/2020).

Setelah itu, warga Natar, Lampung Selatan ini mulai dikenal di kalangan komunitas sepeda, hingga akhirnya ia melirik adanya peluang usaha.

Baca juga: ASN, Pengusaha, hingga Anggota Dewan Koleksi Sepeda sampai Rp 100 Juta saat Pandemi Covid-19

Baca juga: Kadisos Lampung Aswarodi Rutin Bersepeda

“Setelah itu saya pikir, mulai ada peluang bisnis karena orang sudah mulai banyak yang kenal dengan nama di Natar di kalangan komunitas kami. Akhirnya sejak tahun 2019 saya mulai jual perlengkapan support sepeda seperti sparepart, botol, kacamata aku jual,” jelas Tio.

Harga yang dijual sesuai dengan pasaran untuk spare part sepeda mulai dari Rp 22 ribu hingga Rp 200 ribuan.

“Untuk botol minum Rp 30 ribuan, kacamata anti-UV Rp 50 ribu, cover rem Rp 22 ribuan, cover crank Rp 25 ribuan, dan lampu depan, dan lampu belakang Rp 22 ribu hingga Rp 210 ribu,” jelas Tio.

Saat ini Tio melakukan promosi produk jualannya melalui media sosial seperti WhatsApp dan Facebook sesama komunitas sepeda di Lampung.

“Saat ini kita belum ada toko, tetapi masih jual via online misalnya WhatsApp dan Facebook nama toko online Tio Adventure Bike,” kata Tio.

Menurutnya, banyaknya penjual sparepart sepeda selama pandemi berpengaruh terhadap omzetnya jika dibandingkan dengan sebelum pandemi.

“Dulu waktu awal buka di tahun 2019 masih jarang yang jual sparepart. Rata-rata keuntungan bersih Rp 1,5 jutaan per bulan. Tapi selama pandemi ini ternyata sudah banyak yang jual sparepart sepeda jadi Rp 1 jutaan per bulan. Karena banyak lapak dadakan itu tadi,” kata Tio.

“Harapannya tahun depan bisa kerja sama dengan brand ambassador seperti Pacific, dan mendirikan toko di Natar,” tutupnya.

Yuslim, salah seorang goweser dari Komunitas Goes Kita-Kita Lampung, juga melihat adanya peluang usaha lewat hobinya tersebut.

“Masih kecil-kecilan, dulu awalnya hobi dari SD tahun 2010 sudah ikut komunitas sepeda. Kemudian awal tahun 2020 mulai gabung bersama teman gabung di komunitas Gowes Kita-Kita,” jelas Yuslim.

“Kemudian sejak Agustus 2020 kemarin karena mumpung masih pandemi juga banyak orang yang cari onderdil sepeda. Jadi saya melihat peluang itu dan jual lewat online seperti Facebook dan WhatsApp group sesama komunitas,” sambung Yuslim.

“Lampu belakang Rp 20 ribuan, dan lampu depan Rp 100 ribuan, sadel mulai dari Rp 100-130 ribuan, kemudian hand grip mulai Rp 50 ribuan. Jadi usaha sampingan saja sambil jalanin hobi,” jelas Yuslim.

Tidak hanya sparepart, sebelumya Yuslim sejak Mei 2020 sudah mulai mencoba-coba menjual sepeda seken dengan kualitas yang tidak kalah dengan sepeda baru.

“Pernah juga jual sepeda seken seperti Polygon seharga mulai Rp 4 juta hingga Rp 5,5 jutaan, akhirnya baru jual sehari ternyata laku. Sampai Oktober ini sudah 3 unit sepeda yang laku terjual. Untuk sepeda kalau sedang ada barang saja. Tapi lebih fokus ke sparepart,” terang Yuslim.

Untuk laba bersih dari hasil usaha sampingan penjualan sparepart sepeda, Yuslim meraup untuk hingga Rp 700 ribuan setiap bulan.

“Untuk omzet bulanan tidak menentu. Cuma rata-rata omzet bersihnya di Rp 500-700 ribuan per bulan,” tutup Yuslim. (Tribunlampung.co.id/Ahmad Robi)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved