Tribun Pringsewu

Masyarakat di Pringsewu Didorong Manfaatkan Lahan Tidur Buat Tanam Sayuran

Masyarakat di wilayah Kabupaten Pringsewu didorong memanfaatkan lahan tidur untuk menanam sayur-mayur.

Tribunlampung.co.id/R Didik Budiawan C
Ketua DPRD Pringsewu Suherman meninjau langsung pemanfaatan lahan tidur buat menanam sayuran di Pekon Sukamulya, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu. Masyarakat di Pringsewu Didorong Manfaatkan Lahan Tidur Buat Tanam Sayuran. (Tribunlampung.co.id/R Didik Budiawan C) 

Laporan Reporter Tribunlampung.co.id R Didik Budiawan C

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Masyarakat di wilayah Kabupaten Pringsewu didorong memanfaatkan lahan tidur untuk menanam sayur-mayur.

Apa lagi penjualan sayuran di wilayah Bumi Jejama Secancanan tidak sulit. Mengingat Kabupaten Pringsewu mempunyai terminal agribisnis, yakni Terminal/Pasar Srinongko.

" Untuk jumlah besar kami menjualnya ke Terminal (Sarinongko) Pringsewu," ungkap Budi, salah satu warga Pekon Sukamulya, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu yang memanfaatkan lahan pekarangan buat menanam timun.

Budi mengatakan, bila dirinya memanfaatkan lahan pekarangan seluas sekitar 1.250 meter per segi. Awalnya lahan tersebut berupa belukar.

Lantaran pandemi Covid-19, Budi berinisiatif memanfaatkan lahan tidur tersebut buat menanam timun. Modalnya Rp 1,5 juta.

Baca juga: Antisipasi Kebakaran, DPRD Pringsewu Minta Instalasi Listrik Pasar Milik Pemerintah Dirawat Berkala

Baca juga: Mahasiswa Bandar Lampung Ditangkap Polisi di Pringsewu, Coba Bobol Warung karena Utang Rp 1 Juta

Budi mengaku sudah memanen hingga 1 ton. Jumlah tersebut dari hasil sembilan kali petik. Sehingga modalnya menanam timun sudah kembali.

Kini Budi tinggal memetik hasil. Menurut Budi tanaman timunnya masih bisa panen sekitar 1 ton lagi. Dia merasakan keuntungan atas pemanfaatan lahan pekarangan tersebut. Apalagi di tengah pandemi Covid-19.

"Kalau kita memanfaatkan pekarangan sperti ini, hasilnya luar biasa," katanya.

Dia mengungkapkan, penjualan tanaman sayuran tidak ada yang sulit. Stok sayuran untuk memenuhi kebutuhan Pasar/Terminal Sarinongko justru banyak dari luar daerah. Seperti Liwa dan Tanggamus.

Dia mengatakan, kalau pun masih ada lahan kosong, alangkah baiknya menanam sayur mayur buat memasok kebutuhan pasar di kabupaten sendiri.

Apa lagi, pembeli di Pasar/Terminal Sarinongko membawa barang-barang tersebut ke sejumlah daerah lainnya di luar Lampung. Seperti Pulau Jawa dan Sumatera Selatan.

Iyan yang memanfaatkan pekarangan sekitar 2500 meter per segi buat menanam cabai juga merasakan keuntungan yang sama.

Atas upayanya tersebut, Iyan juga meraup hasil melimpah. Meskipun modal bercocok tanam cabai lumayan besar.

"Untuk cabai, mulai dari tanam hingga panen memerlukan waktu 100 hari. Hasilnya pun lumayan," katanya.

Ketua DPRD Pringsewu Suherman berharap para petani yang demikian dapat menerima program dari Pemerintah Provinsi Lampung. Yakni program kartu petani berjaya.

Artinya, petani yang mendapat program tersebut betul-betul membuahkan hasil pertanian dan betul menggarap lahan pertanian.

Jadi Solusi Persoalan Ekonomi

Pemanfaatan lahan tidur, dirasa sebagai solusi persoalan ekonomi di tengah pandemi Covid -19. Terutama bagi masyarakat yang ada di perdesaan.

Ketua DPRD Pringsewu Suherman mengatakan, upaya mendorong warga memanfaatkan lahan yang tidak berguna itu merupakan bagian dari peran legislatif.

Pemanfaatan lahan-lahan yang tidak produktif itu, dia nilai dapat menumbuhkan ketidak tergantungan pada pemerintah.

Karena warga mendapat hasil dari upayanya menghasilkan produksi dari lahan terbengkalai.

"Pemanfaatan lahan pekarangan ini, harapannya dapat diikuti oleh masyarakat lainnya, karena hasilnya cukup lumayan," kata Suherman.

(Tribunlampung.co.id/R Didik Budiawan C)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved