Tribun Lampung Selatan

Bangkit dari Pandemi Covid-19, Warga Lampung Selatan Bangun Warung Sedekah

Saling sapa dan obrolan hangat tercipta di Warung Sedekah yang hanya memiliki atap baja ringan tanpa dinding berukuran 1,5×2 meter itu.

Tribunlampung.co.id/Sulis Setia M
Salah seorang warga Dusun Muhajirun meletakkan sedekah pada wadah yang tersedia. Bangkit dari Pandemi Covid-19, Warga Lampung Selatan Bangun Warung Sedekah. 

Umi Nur berharap keberadaan Warung Sedekah dan juga sedekah uang ini, mampu menguatkan perekonomian warga sekitar yang membutuhkan dan tentunya terus bisa saling membantu satu sama lain.

Warga setempat Siti mengaku begitu merasakan berkah dengan keberadaan Warung Sedekah dan sedekah uang ini, setidaknya ia dan keluarganya tidak begitu berat melewati masa pandemi.

"Suami saya hanya buruh lepas, penghasilan nggak menentu. Jadi merasa terbantu dengan Warung Sedekah dan bantuan sedekah uang," beber ibu 3 anak itu.

Tak hanya saling menguatkan melalui sedekah, mahasiswa yang berada di lingkungan Dusun Muhajirun ini juga belajar kemandirian ekonomi melalui kegiatan bercocok tanam aneka sayuran.

Ja'far Shidqi Al Mubarok, mahasiswa semester 1 Shuffah Al Qur'an Abdullah bin Masud (SQABM) Lampung Selatan ini bersama teman-temannya yang juga mahasiswa menanam berbagai macam sayuran seperti kangkung, sawi, hingga pakcoy di lahan tidak terpakai milik warga.

"Sudah panen dua kali, ini dalam waktu dekat akan panen ke tiga kalinya. Hasil panenan dipasarkan ke warga sekitar," jelas Ja'far.

Kegiatan bercocok tanam sendiri dilakukan di luar jam perkuliahan sehingga tidak menganggu aktivitas kuliah secara daring.

"Walaupun hasilnya belum banyak tapi cukup menambah uang saku. Setidaknya tidak terlalu bergantung orangtua untuk keperluan mengerjakan tugas kuliah," beber anak pertama dari lima bersaudara ini.

Dirinya juga merasa beruntung mendapatkan ilmu luar kampus yang nantinya berguna di masa mendatang.

"Ini diinisiasi pihak kampus, jadi ada modal dari kami para mahasiswa dibantu juga dari kampus. Secara tidak langsung belajar kemandirian ekonomi melalui kegiatan pertanian," kata buah hati pasangan Andri Santoso dan Siti Khodijah itu.

Senada diungkapkan mahasiswi SQABM, Nur Hikmawati. Bertani sayuran sembari berkuliah menurutnya akan menjadi pengalaman penting untuk dirinya nanti.

"Jadi punya pengalaman bercocok tanam sayuran, belajar memiliki penghasilan sendiri, meskipun hasilnya tidak besar," papar warga asli Lubuk Linggau, Sumatera Selatan itu.

Hasil panen sayuran ini dalam pemasarannya turut dibantu beberapa warga Dusun Muhajirun yang memang berprofesi sebagai penjual sayuran.

Salah satunya Dewi Safitri, dirinya turut membantu memasarkan hasil panenan. Bahkan diakuinya, di dusun ini juga terbentuk kegiatan jual beli antar masyarakatnya semenjak pandemi.

Terlebih dengan adanya teknologi sosial media, proses jual beli bisa dilakukan dengan cepat, aman dan nyaman tanpa menimbulkan kerumunan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved