Hari Pahlawan

Hari Pahlawan 10 November, Deretan Puisi Hari Pahlawan yang Bisa Dibagikan ke Medsos

masyarakat Indonesia dapat mengirimkan puisi untuk mengenang jasa pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Penulis: Reni Fitriani | Editor: Reny Fitriani
Dokumen RI
Hari Pahlawan berawal dari pertempuran Surabaya yang terjadi pada 1945. Hari Pahlawan 10 November, Deretan Puisi Hari Pahlawan yang Bisa Dibagikan ke Medsos 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Tanggal 10 November 2020 nanti seluruh masyarakat Indonesia akan segera memperingati Hari Pahlawan 10 November.

Hari Pahlawan diperingati untuk mengenang jasa pahlawan sekaligus mengenang Pertempuran Surabaya yang terjadi di hari yang sama pada tahun 1945 silam.

Dalam memperingatinya, masyarakat Indonesia dapat mengirimkan puisi untuk mengenang jasa pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Dilansir Tribunjogja.com melalui berbaga sumber, berikut deretan puisi untuk memperingati Hari Pahlawan 10 November 2020:

PUISI BUAT PAHLAWAN 

Baca juga: Sejarah Hari Pahlawan 75 Tahun Silam di Surabaya 10 November 1945

Baca juga: 30 Ucapan Hari Pahlawan 10 November 2020, Cocok Dibagikan ke IG, FB dan WA

Demi sang negeri 
Kau korbankan jiwamu 
Demi sang bangsa 
Rela kau pertaruhkan nyawamu 
Maut yang menghadang di medan tempur 
kau bilang itu hanyalah hiburan 

Nampak jelas raut wajahmu 
Tak segelintirpun rasa takut 
Semangat membara di dalam jiwamu 
Taklukkan mereka penjajah negeri 

Harimu yang berwarna merah membara 
Pembunuhan, pembantaian yang dihiasi bunga api 
Mengalirkan sungai darah di hadapanmu 
Bahkan saat mata air darah itu 
Mengalir dari tubuhmu 
Namun tak dapat runtuhkan benteng semangat juangmu 

Bambu runcing yang selalu setia menemanimu 
Kaki telanjang penuh luka 
Pakaian lesuh dengan seribu wangi 
Basah badanmu kering badanmu 
Kini menghantarkan bangsa ini 
Kedalam kemerdekaan yang hakiki

WAHAI PENJAJAH 

Hai kamu wahai penjajah 
Kamu yang merasa tinggi 
Kamu semua yang mengusik kedamaian di tanah airku 
Kamu semua yang hanya peduli akan bangsa sendiri 
Sudah waktunya kalian pergi dari bumi pertiwiku 

Pergi 
Ibu pertiwi sudah tidak kuat lagi 
Dia sudah tidak kuat dengan darah yang kalian tumpahkan 
Tidak kuat dengan kejahatan yang kalian nampakkan 
Tidak kuat dengan alam yang selalu kalian injak 
Pergi 
Mungkin memang kalian lebih pandai 
Mungkin memang kalian bisa memakai senjata dan kendaran baja 
Mungkin memang kalian bisa menciptakan tipu daya muslihat 
Mungkin memang kalian penuh dengan kekejaman 

Pergi 
Pergilah sekarang juga 
Aku tak peduli walau hanya dengan senjata dari bambu 
Aku tak peduli walau hanya memakai kain lusuh 
Aku tak peduli darahku tumpah ruah

TANAH TUMPAH DARAHKU

Aku tak ingin melihat bangsaku
Kalah tersungungkur oleh waktu
Aktu tak ingin melihat bangsaku
Jatuh tenggelam ke dalam kehancuran

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved