Tribun Lampung Selatan
Soal KBM Tatap Muka, Disdik Lampung Selatan Masih Tunggu Perkembangan Kasus Covid-19
Dinas Pendidikan akan meminta rekomendasi dari Satgas Covid-19 untuk kembali membuka proses pembelajaran tatap muka di sekolah.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN – Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan masih belum membuka proses pembelajaran tatap muka di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Plt Kepala Dinas Pendidikan Lampung Selatan, Thomas Americo mengatakan, untuk membuka kembali proses pembelajaran tatap muka di sekolah masih menunggu kondisi perkembangan kasus covid-19.
Ia mengatakan, saat ini grafik kasus covid-19 di Lampung Selatan masih terus bertambah.
“Kita masih akan melihat kondisi hingga akhir bulan November ini. Karena untuk kasus covid-19 masih tinggi grafiknya,” ujar Thomas Americo, Senin (2/11/2020).
Menurut dirinya, nantinya Dinas Pendidikan akan meminta rekomendasi dari Satgas Covid-19 untuk kembali membuka proses pembelajaran tatap muka di sekolah.
Baca juga: Disdik Lampung Selatan Pastikan KBM di Rumah Masih Berlanjut hingga 30 November 2020
Baca juga: Selamatkan 2 Pengunjung Wanita, Warga Bandar Lampung Tewas Terseret Ombak di Pantai Sebalang
“Kita akan berkomunikasi dengan satgas covid-19 Kabupaten. Kita akan minta rekomendasi dari satgas covid,” kata Thomas yang juga menjadi kepala Badan Kesbangpol.
Saat ditanya terkait beberapa daerah yang masuk zona hijau.
Karena sejauh ini tidak ada laporan kasus covid-19. Seperti kecamatan Way Panji dan Candipuro.
“Tetap kita akan memantau hingga akhir bulan November. Sambil menunggu perkembangan kondisi covid-19,” lanjut Thomas.
Sebelumnya, beberapa orang tua wali murid bertanya tentang proses pembelajaran tatap muka di sekolah.
Karena banyak anak-anak yang kini sudah mulai merasa jenuh dengan proses pembelajara menggunakan daring.
“Anak-anak sudah mulai jenuh. Kasihan juga mereka, biasa berkumpul dengan teman-temannya di sekolah. Ini sudah lama belajar di rumah,” kata Ita, seorang wali murid kepada Tribunlampung.
Dirinya juga melihat, proses pembelajaran daring tidak begitu efektif. Karena anak-anak terkadang kurang bisa memahi.
“Anak-anak pun kurang konsentrasi saat belajar. Justru terkadang lebih sering bermain,” ujar Ita. (Tribunlampung.co.id/Dedi Sutomo)